Studi Ungkap Efek Dahsyat Badai Matahari Besar jika Hantam Bumi

CNN Indonesia
Rabu, 27 Mar 2024 12:01 WIB
Apa jadinya jika badai Matahari besar menghantam Bumi? Simak penjelasan pakar di sini.
Badai Matahari merupakan salah satu fenomena yang bisa memberikan dampak langsung bagi kehidupan di Bumi. (Foto: NASA)

Bukan ancaman

Hudson mengatakan, meskipun Peristiwa Carrington sangat dahsyat, "kami telah melihat peristiwa yang sebanding sejak saat itu." Ia mencontohkan solar flare Halloween tahun 2003 mungkin telah memancarkan jumlah energi radiasi yang sebanding dengan Peristiwa Carrington.

Oleh karena itu, menurutnya solar flare pada tingkat Peristiwa Carrington kemungkinan tidak akan menjadi ancaman besar bagi umat manusia seperti yang dikhawatirkan.

Namun, Peristiwa Carrington yang mengarah ke Bumi saat ini "akan memiliki dampak yang besar, terutama pada aktivitas manusia di luar angkasa."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak memiliki banyak latihan untuk peristiwa seperti itu, karena aset ruang angkasa belum pernah terpapar peristiwa sebesar ini," jelas dia.

Selain itu, ada bukti Matahari mungkin mampu menghasilkan "superflare" yang dapat melepaskan energi 10 kali lipat atau lebih besar daripada Peristiwa Carrington.

Sebagai contoh, dalam sebuah studi tahun 2021 di Astrophysical Journal, para ilmuwan yang menggunakan teleskop ruang angkasa Kepler NASA menemukan bahwa selama empat tahun, 15 bintang yang mirip Matahari melepaskan 26 suar super yang memiliki kekuatan hingga 100 kali lebih besar dari Peristiwa Carrington.

Selain itu, para ilmuwan yang menganalisis cincin pohon mendeteksi bukti atom karbon-14 radioaktif dari ledakan Matahari. Menurut Hudson lonjakan karbon-14 yang terlihat pada tahun 660 SM, 774 M, dan 994 M mungkin berasal dari ledakan super yang secara signifikan lebih kuat daripada Peristiwa Carrington.

"Hal yang perlu dicatat adalah bahwa bahkan peristiwa Carrington, atau peristiwa normal yang sebanding dengan peristiwa besar, tidak dapat dideteksi oleh teknik karbon-14," kata Hudson.

Prediksi badai Matahari selanjutnya

Sebuah studi yang terbit 29 Februari 2024, dalam jurnal Space Weather mengamati salinan digital rekaman medan magnet dari tahun 1859 untuk memperkirakan kekuatan Peristiwa Carrington.

Berdasarkan hasil pembacaan, para peneliti menyimpulkan peristiwa setingkat Carrington kemungkinan besar terjadi setiap 100 hingga 1000 tahun sekali. Namun, para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti seberapa kuat peristiwa tersebut.

Mereka hanya dapat memprediksi tentang seberapa umum semburan matahari semacam itu.

Studi Jurnal Astrofisika 2021 yang menganalisis data Kepler menunjukkan suar matahari yang 10 kali lebih energetik daripada Peristiwa Carrington dapat terjadi setiap 3.000 tahun, dan yang 100 kali lebih energetik dapat terjadi setiap 6.000 tahun.

Namun, menurut Hudson kecepatan Matahari melepaskan flare yang mirip Carrington atau yang lebih kuat belum dipahami dengan baik.



(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER