Peringatan dini mengenai peristiwa cuaca luar angkasa dapat membantu industri menerapkan prosedur pengamanan untuk mengurangi risiko terhadap peralatan dan pekerja mereka.
"Kita tidak bisa mengabaikan cuaca luar angkasa, tapi kita bisa mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi diri kita sendiri," kata NASA.
Bumi memang memiliki perlindungan alami, yakni medan magnet. Ketika partikel energik dan medan magnet dilepaskan dari Matahari selama peristiwa seperti jilatan api Matahari dan CME, Bumi terkadang berada dalam 'garis api'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat hal ini terjadi, 'gelembung' magnet pelindung Bumi, yang dikenal sebagai magnetosfer, akan mengusir energi berbahaya dari Bumi dan menjebaknya di zona yang disebut sabuk radiasi Van Allen.
Sabuk radiasi berbentuk donat ini bisa membengkak saat aktivitas Matahari meningkat. Namun, masalahnya perisai pelindung Bumi tidak berarti tak bisa terkalahkan.
Selama peristiwa cuaca antariksa yang sangat kuat, yang lebih sering terjadi pada saat Siklus Matahari maksimum, medan magnet Bumi terganggu dan Badai geomagnetik dapat menembus magnetosfer.
Hal ini menyebabkan pemadaman radio dan listrik secara luas serta membahayakan astronaut dan satelit yang mengorbit bumi.
NASA mencontohkan kasus tahun 1989 ketika CME disertai jilatan api Matahari dan menyebabkan seluruh Quebec, Kanada, mengalami mati total listrik selama 12 jam.
Namun, tidak semua gangguan magnetosfer bersifat merusak. Gangguan ini juga menimbulkan pertunjukan langit yang luar biasa berupa aurora.
Fenomena tersebut dikenal sebagai cahaya utara (aurora borealis) di belahan Bumi utara dan cahaya selatan (aurora australis) di belahan Bumi selatan. Ini dipicu oleh partikel energik yang diarahkan ke kutub Bumi dan bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen di atmosfer bumi.
Di sisi lain, gerhana tidak hanya akan menyebabkan lingkungan tampak berbeda, tetapi juga akan terasa berbeda.
"Ketika cahaya matahari memudar pada senja hari, kita selalu memperhatikan bagaimana segala sesuatunya mulai mendingin. Hal yang sama berlaku untuk peredupan sementara selama gerhana matahari total," jelas NASA.
Hal ini bergantung pada sejumlah faktor, seperti waktu dalam setahun, tutupan awan dan lamanya totalitas, suhu udara dapat turun lebih dari 20 derajat F. Selama gerhana matahari pada tahun 1834, suhu udara di Gettysburg, Pennsylvania dilaporkan turun 28 derajat Fahrenheit.
Para astronom tidak memperkirakan suhu di bulan April akan turun sebanyak pada gerhana tahun 2017, namun orang-orang masih bisa merasakan penurunan suhu selama dan segera setelah penyelarasan langit.