Laporan itu juga memprediksi kemungkinan pesawat jatuh akibat tabrakan dengan puing-puing luar angkasa bisa mencapai 0,0007 per tahun pada tahun 2035.
SpaceX mengecam kesimpulan laporan tersebut dalam sebuah surat tertanggal 9 Oktober. Mereka menyebut klaim mengenai risiko cedera dan kematian terkait Starlink "tidak masuk akal, tidak dapat dibenarkan, dan tidak akurat."
Surat dari perusahaan menyatakan laporan itu mengandalkan "analisis yang sangat cacat dan keliru mencirikan risiko pembuangan masuk kembali yang terkait dengan Starlink."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SpaceX juga menuduh Aerospace Corporation tidak menghubungi perusahaan untuk mendapatkan informasi dan tidak menyertakan analisis dan laporan perusahaan itu sendiri mengenai pembuangan satelit Starlink.
"Untuk lebih jelasnya, satelit Space X dirancang dan dibangun untuk mati sepenuhnya selama masuk kembali ke atmosfer selama pembuangan di akhir masa pakainya, dan mereka melakukannya," menurut surat SpaceX.
Surat tersebut juga menyatakan 325 satelit Starlink telah melakukan deorbit sejak Februari 2020, dan tidak ada puing yang ditemukan.
Analisis FAA mengakui SpaceX mengatakan satelit Starlink sepenuhnya terbakar di atmosfer ketika jatuh kembali ke Bumi pada akhir masa layanannya, sehingga tidak menimbulkan risiko yang lebih besar untuk menabrak orang, pesawat terbang, atau infrastruktur. Dan laporan tersebut mengakui bahwa Komisi Komunikasi Federal, yang memberi wewenang kepada operator satelit, menerima penilaian tersebut.
Namun, The Aerospace Corporation menilai pesawat luar angkasa SpaceX masing-masing dapat menghasilkan tiga buah serpihan seberat 300 gram. Untuk keperluan laporan ini, FAA menggunakan pendekatan yang lebih konservatif.
"Dengan ribuan satelit yang diperkirakan akan masuk kembali, bahkan sejumlah kecil puing-puing dapat menimbulkan risiko yang signifikan dari waktu ke waktu," demikian bunyi laporan tersebut.
SpaceX membantah klaim tersebut, dengan menyatakan bahwa penilaian tersebut bergantung pada "kesalahan yang sangat besar, kelalaian, dan asumsi yang salah."
Perusahaan mengatakan statistik tersebut didasarkan pada studi NASA yang berusia 23 tahun tentang satelit yang dikembangkan oleh operator satelit yang berbeda, Iridium, dan tidak pernah dimaksudkan untuk digunakan untuk tujuan penilaian risiko.