Catat Sejarah Baru, Satelit Kayu Seukuran Telapak Tangan Tiba di ISS

CNN Indonesia
Rabu, 06 Nov 2024 18:21 WIB
Satelit kayu pertama yang memiliki ukuran sebesar tangan tiba di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) pada Selasa (5/11). Simak misinya.
Satelit buatan Jepang bernama LignoSat tiba di ISS setelah menumpang kapsul kargo Dragon milik SpaceX. (Foto: AFP/STR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satelit kayu pertama yang memiliki ukuran sebesar tangan tiba di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) pada Selasa (5/11).

Satelit buatan Jepang bernama LignoSat tersebut menumpang kapsul kargo Dragon milik SpaceX.

LignoSat hanya berukuran 10 sentimeter di setiap sisinya, tetapi satelit ini mungkin akan memberikan dampak besar pada penerbangan luar angkasa dan eksplorasi di masa depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meskipun beberapa dari Anda mungkin berpikir bahwa kayu di luar angkasa tampak sedikit di luar kebiasaan, para peneliti berharap investigasi ini menunjukkan bahwa satelit kayu dapat lebih berkelanjutan dan lebih sedikit mencemari lingkungan daripada satelit konvensional," ujar Meghan Everett, wakil kepala ilmuwan untuk program Stasiun Antariksa Internasional NASA, dikutip dari Space, Rabu (6/11).

Satelit konvensional sebagian besar terbuat dari aluminium. Ketika terbakar di atmosfer Bumi pada akhir masa hidupnya, satelit-satelit ini menghasilkan aluminium oksida, yang dapat mengubah keseimbangan termal Bumi dan merusak lapisan ozon yang menjadi pelindungnya.

Dampak-dampak semacam ini menjadi semakin memprihatinkan seiring dengan bertambahnya populasi orbital, berkat munculnya megakonsentrasi seperti jaringan broadband Starlink milik SpaceX yang terus berkembang. Starlink saat ini diketahui terdiri dari sekitar 6.500 satelit aktif.

Dengan demikian, kehadiran satelit kayu seperti LignoSat dapat menjadi bagian dari solusi di masa depan. Para anggota tim misi menyebut satelit yang menggantikan aluminium dengan kayu magnolia ini tidak akan menyumbang polutan yang merusak ke atmosfer saat jatuh kembali ke Bumi.

"Satelit logam mungkin akan dilarang di masa depan," kata Takao Doi, pensiunan astronot Jepang yang juga profesor di Universitas Kyoto.

"Jika kami dapat membuktikan bahwa satelit kayu pertama kami berhasil, kami ingin menawarkannya ke SpaceX milik Elon Musk," tambahnya.

LignoSat dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Kyoto dan perusahaan penebangan kayu yang berbasis di Tokyo, Sumitomo Forestry. Satelit ini akan segera mendapatkan kesempatan untuk membuktikan diri.

Sekitar satu bulan dari sekarang, satelit kubus ini akan dikirim ke orbit dari modul Kibo di ISS.

Jika semua berjalan sesuai rencana, peralatan elektronik di dalamnya akan merekam dan mengirimkan data selama enam bulan ke depan.

"Para mahasiswa peneliti akan mengukur suhu dan regangan struktur kayu dan melihat bagaimana hal tersebut dapat berubah di lingkungan vakum ruang angkasa, serta kondisi oksigen dan radiasi atom," ujar Everett.

Anggota tim LignoSat juga mengatakan bahwa uji coba yang berhasil dapat berimplikasi jauh di luar orbit Bumi.

"Ini mungkin terlihat kuno, tetapi kayu sebenarnya adalah teknologi mutakhir ketika peradaban bergerak ke Bulan dan Mars," kata Kenji Kariya, seorang manajer di Sumitomo Forestry Tsukuba Research Institute.

"Ekspansi ke luar angkasa dapat menyegarkan kembali industri kayu," lanjutnya.

[Gambas:Video CNN]



(lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER