Delegasi Amerika Serikat untuk COP29 berjanji upaya penanganan krisis iklim tak akan mandek di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Sebelumnya, sejumlah pihak khawatir langkah-langkah mitigasi iklim tak akan berjalan sebagaimana mestinya, setelah Trump memenangi Pilpres AS 2024. Pasalnya, Trump sempat menyatakan bahwa krisis iklim adalah hoaks.
John Podesta, penasihat senior presiden untuk kebijakan iklim internasional, mengakui pemerintahan AS berikutnya akan "mencoba untuk berbalik arah" dalam hal aksi iklim. Namun, ia menegaskan bahwa kota-kota, negara bagian dan warga negara AS akan mengambil alih tanggung jawab tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun pemerintah federal Amerika Serikat di bawah Donald Trump mungkin akan mengesampingkan aksi perubahan iklim, upaya untuk mengatasi perubahan iklim akan terus berlanjut di Amerika Serikat dengan komitmen, semangat, dan keyakinan," kata Podesta, mengutip AFP, Senin (11/11).
Lihat Juga :![]() LAPORAN DARI AZERBAIJAN COP29 Dibuka, Badan Perubahan Iklim PBB Desak Sepakati Isu Anggaran |
"Perjuangan ini lebih besar daripada satu pemilihan umum, satu siklus politik di satu negara," lanjut dia.
Kemenangan Trump dalam Pilpres AS menghantui COP29 di Baku. Pasalnya, Trump berjanji untuk menarik diri dari perjanjian iklim Paris.
Pemungutan suara tersebut membuat delegasi AS agak lumpuh dan memicu kekhawatiran bahwa negara-negara lain akan menjadi kurang ambisius dalam perdebatan mengenai peningkatan pendanaan iklim untuk negara-negara berkembang.
COP29 di Baku dibuka pada Senin. Dalam pembukaannya, Kepala iklim PBB Simon Stiell yang mendesak negara-negara untuk "menunjukkan bahwa kerja sama global tidak akan berhenti."
Acara dimulai dengan kurang mulus, karena perseteruan mengenai agenda resmi yang menunda dimulainya proses formal di stadion dekat Laut Kaspia selama beberapa jam.
Lihat Juga : |
Namun pada malam harinya, para pemerintah menyetujui standar-standar baru PBB untuk pasar karbon global dalam sebuah langkah penting untuk mengizinkan negara-negara memperdagangkan kredit untuk memenuhi target iklim mereka.
Presiden COP29, Mukhtar Babayev, memuji "terobosan" ini setelah diskusi yang rumit selama bertahun-tahun, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum pasar yang telah lama diupayakan oleh PBB ini bisa terwujud.
Sebelumnya, kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat diprediksi dapat mengancam upaya global untuk mengatasi krisis iklim. Para ahli khawatir upaya pencegahan agar krisis iklim tidak semakin parah akan menemui jalan buntu.
Lihat Juga : |
Pasalnya, kembalinya Trump ke Gedung Putih diprediksi akan membuat AS keluar lagi dari Perjanjian Paris dan bahkan mungkin menarik diri dari kerangka kerja PBB bidang penanganan krisis iklim.
Selama kampanye, Trump menyebut perubahan iklim sebagai "hoaks besar", bahkan ia mengecam energi angin, mobil listrik, serta berjanji membatalkan kebijakan lingkungan dan "skema hijau" yang didukung oleh Undang-Undang Pengurangan Inflasi.
(tim/dmi)