Presiden Prabowo Subianto mencanangkan program energi nasional dengan target mengerek produksi listrik hingga 100 Gigawatt yang akan dicapai dalam kurun waktu 15 tahun. Target akan diperoleh dari campuran energi terbarukan dan fosil dengan mayoritas tambahan energi bersih.
Target ini diumumkan di tengah arena COP29 yang dibuka Senin (11/11) di Baku, Azerbaijan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim Hashim Djojohadikusumo.
Lihat Juga :![]() LAPORAN DARI AZERBAIJAN Pakar: Dunia Khawatir Kebijakan Iklim AS di Bawah Trump |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program baru dari Prabowo untuk dunia adalah 100 Gigawatt yang semuanya baru dan akan diwujudkan dalam 15 tahun ke depan. 75 persen atau 75 Gigawatt diantaranya berasal dari energi terbarukan," katanya di Paviliun Indonesia di COP29.
"Ada energi bayu sebesar 25 Gigawatt, kemudian energi solar, hidro, panas bumi, dan nuklir," imbuh Hashim.
Seluruh program diperkirakan bernilai investasi USD325 miliar. Selain itu Prabowo menurut Hashim juga bertekad untuk meneruskan semua komitmen energi dan iklim yang sudah diteken oleh para presiden sebelumnya.
Lihat Juga :![]() LAPORAN DARI AZERBAIJAN Hashim di COP29: Program Reforestasi 12,7 juta Ha Hutan Diminati Bezos |
Prabowo sendiri tak hadir di arena Stasiun Olimpiade Baku, karena menurut Hashim sedang melakukan lawatan penting ke berbagai negara termasuk Cina dan AS. Di Washington DC, Presiden Indonesia ini sempat mempublikasikan percakapannya melalui telepon dengan Presiden AS terpilih Donald Trump (Senin, 11/11).
Laporan ini ditulis oleh Dewi Safitri yang meliput COP29 dari Baku, Azerbaijan dengan fellowship dari EJN dan Stanley Center for Security.
(dsf/mik)