Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena embun upas telah terjadi tiga kali di Dieng selama bulan Juli. Pada fenomena terbaru, suhu bahkan tembus hingga minus 2 derajat Celcius.
Stasiun Geofisika Banjarnegara mencatat suhu minimum di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mencapai mencapai minus 2 derajat celcius pada Sabtu (19/7). Suhu ekstrem ini menyebabkan munculnya fenomena embun upas (beku).
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Hery Susanto Wibowo mengatakan suhu ekstrem ini tercatat pada permukaan rumput di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari pengamatan kami, suhu permukaan turun hingga minus 2 derajat celcius, sedangkan suhu udara minimum di sekitar Dieng berkisar antara 2 hingga 6 derajat celcius," ujarnya, dikutip dari Antara.
Hery mengatakan fenomena embun upas telah terjadi tiga kali selama musim kemarau. Selain fenomena terbaru, embun upas juga muncul pada 10 dan 11 Juli dengan suhu 0 derajat Celcius.
Menurut Hery, catatan historis suhu ekstrem yang terjadi di Dieng belum terdokumentasi secara lengkap oleh BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara.
Ia mengatakan hal ini disebabkan karena Stasiun Geofisika Banjarnegara baru bisa mengakses secara langsung peralatan pemantauan suhu permukaan tersebut sejak 2025, karena sebelumnya alat tersebut dioperasikan secara aktif oleh BMKG Semarang.
Namun, berdasarkan pengamatan umum dan data terbatas, Hery menjelaskan suhu minimum di kawasan tersebut bisa mencapai antara minus 2 derajat celcius hingga minus 4 derajat celcius pada musim kemarau.
BMKG memperkirakan puncak musim kemarau 2025 di wilayah Dieng akan terjadi pada bulan Juli-Agustus, sehingga potensi penurunan suhu lebih ekstrem dan kejadian embun upas masih berpotensi terjadi.
"Kondisi seperti ini cukup ekstrem untuk wilayah tropis. Biasanya suhu minimum di wilayah itu sekitar 20-30 derajat celcius pada siang hari," tuturnya.
Maka dari itu, ia mengimbau masyarakat, terutama petani dan pelaku sektor wisata, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak suhu dingin dan embun upas.
"Tanaman yang rentan seperti kentang perlu dilindungi, dan wisatawan diharapkan menyiapkan pakaian hangat agar tidak terjadi gangguan kesehatan akibat cuaca dingin ekstrem," ujar Hery.
Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Banjarnegara Sri Utami mengatakan fenomena embun beku terlihat jelas di area lapangan dekat Candi Setyaki pada Sabtu (19/7) pagi.
"D lapangan dekat Candi Setyaki cukup tebal, kalau di Candi Arjuna juga ada, tapi tipis," katanya.
Ia menyebut fenomena ini menyedot animo wisatawan yang datang ke lokasi sejak pagi karena terjadi di akhir pekan, di mana banyak wisatawan yang berkunjung ke Dieng.
Dikarenakan fenomena ini masih berpotensi terjadi, ia menyarankan wisatawan yang ingin menikmati fenomena embun beku sudah berada di lokasi sekitar pukul 05.30 WIB.
"Jangan lupa menggunakan jaket, penutup kepala dan sarung tangan. Kami sarankan juga makan minum yang cukup karena sangat dingin," pungkas Utami.
(lom/mik)