Pemerintah berwacana untuk melarang permainan Roblox di Indonesia. Namun alih-alih melarang, pemerintah disarankan untuk melakukan pendekatan yang lain dalam bentuk regulasi untuk mengatasi 'demam' Roblox di kalangan anak.
Hal tersebut disampaikan oleh Asosiasi Komunitas Roblox Indonesia (AKRI). Co-founder AKRI Lilik Adi Ribowo memastikan bahwa Roblox telah mengatur batasan usia. Namun, ia tak menampik bahwa platform tersebut bisa berdampak negatif jika tak ada pengawasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami percaya bahwa pendekatan yang lebih efektif bukanlah pemblokiran, melainkan melalui edukasi, regulasi yang jelas, dan kolaborasi antara komunitas, pembuat konten, orang tua, serta pemerintah," ujar Lilik kepada wartawan, Sabtu (9/8), mengutip detiknews.
Lilik menegaskan bahwa Roblox adalah sebuah platform, bukan sekadar gim. Siapa pun bisa membuat dan memainkan berbagai konten, termasuk hal-hal yang sifatnya edukatif dan kreatif.
Roblox, menurut Lilik, berpotensi dikembangkan generasi muda untuk membawa nama baik Indonesia di mata dunia.
"Banyak kreator dan developer lokal yang telah menghasilkan karya berkualitas, memperoleh penghasilan dari Roblox, bahkan menjuarai kompetisi global," ujar dia.
Lebih lanjut, Lilik menyarankan agar pemerintah membuat regulasi supaya konten negatif dalam Roblox bisa dihindari.
"Kami sangat mendukung adanya regulasi untuk menjaga keamanan anak-anak di platform digital. Namun, upaya tersebut sebaiknya dilakukan secara cerdas dan proporsional," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengeluarkan wacana pelarangan Roblox bagi siswa karena dinilai mengandung kekerasan.
Namun, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid hingga saat ini mengungkapkan belum ada rencana untuk memblokir platform tersebut.
(asr/asr)