2.600 Penyandang Disabilitas Ikut Kompetisi Piala Menkomdigi 2025
Sebanyak 2.600 penyandang disabilitas dari seluruh penjuru Tanah Air berkompetisi memperebutkan Piala Menteri Komunikasi dan Digital (2025) yang diselenggarakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Komdigi.
"Kami dilaporkan bahwa ini pesertanya cukup banyak, 2.600 peserta dari seluruh penjuru Nusantara. Kami apresiasi dan juga senang sekali bahwa giat yang dilakukan secara kurang lebih 2 tahun sekali oleh BAKTI Komdigi ini diminati dan juga diikuti oleh banyak peserta anak-anak muda," kata Menkomdigi Meutya Hafid dalam acara pengumuman pemenang Kompetisi TIK Nasional Inklusi Digital dan Penganugerahan Piala Menkomdigi 2025, Jakarta, Jumat (22/8).
"Ini adalah komitmen kami khususnya BAKTI Komdigi dalam membawa semangat inklusivitas, bahwa teknologi ini adalah milik semua bukan hanya sebagian kelompok," ujarnya lagi.
Lihat Juga : |
Meutya mengatakan salah satu pilar transformasi digital yang dianut Komdigi adalah komitmen terhadap inklusivitas. Menurutnya, inklusivitas itu tidak hanya gender, tidak hanya wilayah 3T, tapi juga untuk para penyandang disabilitas.
"Jadi ini giat yang dilakukan secara rutin dari sejak tahun 2014 sampai sekarang kita terus lanjutkan," katanya.
Ia merasa senang peserta yang terlibat berasal dari berbagai penjuru Nusantara, di antaranya Papua Pegunungan dan Maluku Utara.
"Kita enggak boleh lupa bahwa teknologi internet itu dulunya juga memang dilahirkan salah satunya dari seorang penyandang disabilitas yang memang menggunakan teknologi untuk kemudian menjangkau banyak orang. Untuk kemudian bisa berkomunikasi dengan khalayak ramai," tuturnya.
Pernyataan Meutya ini merujuk pada kisah Vinton Cerf yang mengembangkan TCP/IP, yang menjadi pondasi jaringan internet saat ini. Meutya menyebut Cerf sejak usia remaja harus menggunakan alat bantu dengar, dan istrinya juga tuli sejak kecil.
Sebagai informasi, program inklusi digital yang diselenggarakan BAKTI Komdigi ini melibatkan Yayasan Paradifa Indonesia serta melibatkan berbagai mitra swasta dan komunitas disabilitas, khususnya dalam tahap pengembangan modul pembelajaran.
Ketua Yayasan Paradifa Indonesia Echi Pramitasari mengatakan tujuan utama program ini adalah untuk memastikan penyandang disabilitas dapat mengakses, memanfaatkan, dan berpartisipasi aktif dalam ekosistem digital Indonesia.
"Partisipasi peserta berasal dari 38 provinsi di Indonesia, termasuk peserta-peserta yang berasal dari Daerah 3T dan pembangunan prioritas. Pembangunan akses internet oleh Komdigi sampai di pelosok-pelosok semakin memudahkan rekan-rekan kami untuk berpartisipasi dalam pelatihan lalu," kata Echi.
Kompetisi sendiri dibagi dalam 4 bidang kompetensi, yakni Content Creator, Digital Marketing, Digital Office, Digital Public Relation. Setiap bidang dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengenalan dan pendalaman dengan kompetisi tingkat regional dan nasional.
(lom/fea)