BMKG Wanti-wanti Aktivitas Sesar Lembang Meningkat, Apakah Bahaya?

CNN Indonesia
Rabu, 20 Agu 2025 15:35 WIB
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa segmen barat Sesar Lembang terjadi peningkatan aktivitas seismik.
Ilustrasi. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa segmen barat Sesar Lembang terjadi peningkatan aktivitas seismik. (Foto: Arsip BMKG)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gempa berkekuatan magnitudo 1,7 mengguncang wilayah Kabupaten Bandung Barat dan sekitarnya, pada pukul 12.28 WIB siang tadi, Rabu (20/8). Gempa tektonik tersebut, terjadi karena aktivitas Sesar Lembang.

Hasil analisa BMKG menunjukkan gempa ini berkekuatan M1,7. Episenter terletak pada koordinat 6.81 LS dan 107.51 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 3 km Barat Laut Kabupaten Bandung Barat pada kedalaman 10 km.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan pada pertengahan 2025 ini memang terjadi peningkatan terkait dengan aktivitas Sesar Lembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil monitoring BMKG, sejak 24 Juli 2025 Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan," kata Rahayu, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Rabu (20/8).

Rahayu menuturkan peningkatan kegempaan akibat aktivitas Sesar Lembang pada Segmen Cimeta (barat) yang dirasakan warga di antaranya (1) M1,8 - 24 Juli 2025, (2) M2,1 - 28 Juli 2025, (3) M1,9 - 14 Agustus 2025, (4) M1,8 - 15 Agustus 2025, (5) M2,3 - 19 Agustus 2025, (6) 1,7 - 20 Agustus 2025.

"Imbauan masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaannya dan memperkuat mitigasi tentunya. Peningkatan kolaborasi antar instansi terkait seperti BMKG, BPBD, Pemprov dan lainnya," kata dia.

Sementara itu, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa segmen barat Sesar Lembang terjadi peningkatan aktivitas seismik.

"Yang pasti Sesar Lembang adalah sesar aktif, jadi kapan saja bisa rilis. Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka (fore shocks)," kata Daryono dalam keterangannya.

Kendati begitu, Daryono menyebut peningkatan aktivitas Sesar Lembang ini sebagai pertanda kemunculan gempa kuat. Pasalnya, menurut dia tidak ada yang bisa memprediksi kapan gempa besar akan terjadi.

Sementara itu, dalam acara diskusi daring bertajuk 'Pemetaan Sesar Pulau Jawa Serta Mitigasi Risiko Bencana Geologi', Rabu (3/4), Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Rahmat Triyono, menskenariokan gempa yang terjadi bila disebabkan oleh Sesar Lembang.

Berdasarkan Pemetaan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), sesar dengan panjang 30 km ini memiliki potensi magnitudo maksimum 6,8.

"Kita skenariokan dengan kedalaman [pusat gempa]-nya 10 km, maka dampaknya kalau ini terjadi, di Bandung Barat, Kota Cimahi, Bandung, Purwakarta dengan skala MMI(Modified Mercalli intensity)-nya adalah VI sampai VII," ujar Rahmat.

Ia pun menggarisbawahi soal pentingnya rumah yang memenuhi syarat tahan gempa.

"Itu dampaknya itu kerusakan sedang, dengan catatan apabila bangunannya ini memang memenuhi kaidah-kaidah yang semestinya, maksudnya ada kolom, ada struktur, dan lain sebagainya. Tapi kalau tidak ada struktur, tentunya dengan VI-VIIMMI ya sudah rata dengan tanah ini," tutur dia.

Peneliti di Pusat Riset Kebencanaan Geologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa mengatakan parahnya potensi kerusakan imbas Sesar Lembang ini terkait dengan kondisi batuan di lokasi tersebut yang termasuk lunak.

Pasalnya, kata dia, Bandung berdiri di atas bekas danau purba.

(csr/lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER