BMKG Latihan Simulasi Tsunami dan Gempa Megathrust Selat Sunda M 9,0

CNN Indonesia
Selasa, 30 Sep 2025 06:16 WIB
Latihan simulasi skala internasional, IOMAVE25, melibatkan skenario gempa megathrust Selat Sunda berkekuatan M 9,0 dan tsunami. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan latihan gabungan bersama 28 negara di kawasan Samudra Hindia, yang salah satunya menyimulasikan gempa megathrust Selat Sunda berkekuatan M 9,0 dan tsunami.

Latihan simulasi tsunami skala internasional, Indian Ocean Wave Exercise (IOWAVE25), bertujuan menguji dan memastikan sistem peringatan dini tsunami (Tsunami Early Warning System) dan kesiapsiagaan respons di wilayah rawan bencana berjalan efektif.

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa latihan kali ini berfokus pada pengujian rantai peringatan dini tsunami secara "end-to-end" atau dari hulu ke hilir.

Alurnya, mulai dari BMKG selaku National Tsunami Warning Center (NTWC), diteruskan ke BPBD, hingga akhirnya sampai ke masyarakat di wilayah pesisir.

Dengan demikian, peringatan dini tsunami bukan hanya dikeluarkan, tetapi juga diterima, dipahami dan ditindaklanjuti oleh masyarakat terdampak.

"Pada IOWAVE25 hari ini, kita menguji skenario paling kritis: gempa dahsyat magnitudo (M) 9,0 di zona Megathrust Selat Sunda," ujar Daryono dalam sebuah keterangan, Kamis (25/9).

"Kami ingin memastikan peringatan dini tsunami bukan hanya dikeluarkan oleh BMKG selaku National Tsunami Warning Center (NTWC), tetapi juga diterima, dipahami, dan ditindaklanjuti oleh masyarakat di wilayah pesisir terdampak," tambahnya.

Potensi gempa besar megathrust di Selat Sunda sendiri sudah pernah disinggung BMKG.

BMKG mencatat saat ini ada dua zona megathrust yang masih jadi ancaman karena sudah lama tak melepaskan energi besarnya. Dua zona ini diprediksi dapat 'meledak' secara berulang dengan jeda hingga ratusan tahun.

Dua zona itu Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Sibert. Kedua zona ini disebut seismic gap, yakni zona sumber gempa potensial tapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir.

Pada 2024, Daryono menuturkan dua zona megathrust ini "tinggal menunggu waktu" untuk pecah. Meski begitu, tidak diketahui pasti kapan zona megathrust ini bakal mengguncang daratan.

"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," kata Daryono dalam keterangan tertulisnya kala itu.

Megathrust Selat Sunda, yang punya panjang 280 km, lebar 200 km, dan pergeseran (slip rate) 4 cm per tahun, tercatat pernah 'pecah' pada 1699 dan 1780 dengan Magnitudo 8,5.

Sementara, Megathrust Mentawai-Siberut, dengan panjang 200 km dan lebar 200 km, serta slip rate 4 cm per tahun, pernah gempa pada 1797 dengan M 8,7 dan pada 1833 dengan M8,9.

Latihan IOWAVE 2025

Latihan simulasi gempa dan tsunami pada 25 September merupakan bagian dari rangkaian IOWAVE 2025 yang akan menguji total empat skenario tsunami, termasuk 25 September 2025, Skenario Megathrust Selat Sunda (M9,0); 15 Oktober 2025, Skenario Subduksi Makran Pakistan (M9,0), 25 Oktober 2025, Skenario Non-Seismik (Gunung Api Fani Maore Mozambik); dan 5 November 2025, Skenario Megathrust Utara Sumatera (M9,2), bertepatan dengan Hari Kesadaran Tsunami Dunia (World Tsunami Awareness Day).

Kegiatan ini mencakup Table Top Exercise untuk menguji SOP, gladi Komunikasi, hingga Simulasi Evakuasi Mandiri yang penting bagi masyarakat.

BMKG menekankan bahwa peringatan dini tsunami harus diwujudkan bukan hanya sebagai Early Warning, melainkan juga sebagai Early Action atau Respons Cepat.

Oleh karena itu, latihan IOWAVE 2025 juga mendorong masyarakat di daerah rawan tsunami untuk melaksanakan Latihan Evakuasi Mandiri, sebagai bagian dari upaya mewujudkan Tsunami Ready Community.

Masyarakat disebut harus terlatih dan memahami bagaimana merespons peringatan tsunami, baik yang bersumber dari sistem InaTEWS.

"Tsunami adalah bencana low frequency (jarang terjadi) namun high impact (dampak tinggi) yang dapat merenggut puluhan hingga ribuan nyawa," kata Daryono.

"Tujuan mulia InaTEWS adalah 'zero victims' apabila terjadi gempa dan tsunami. Ini hanya dapat tercapai jika semua komponen-pemerintah, lembaga, media, dan masyarakat-bersatu padu dan terlatih untuk merespons peringatan dengan cepat, tertib, dan terkendali," tandasnya.

(lom/fea)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jatim

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK