Kenapa Meteor Bisa Berubah Warna dari Merah Jadi Biru?

CNN Indonesia
Selasa, 07 Okt 2025 06:20 WIB
Ilustrasi. NASA menjelaskan warna cahaya yang dipancarkan meteor saat memasuki atmosfer Bumi dipengaruhi oleh komposisi kimia dan suhu meteor. (Foto: AFP PHOTO/ JORGE GUERRERO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fenomena meteor yang berpendar di langit malam ternyata memiliki aneka warna, bahkan terkadang terlihat berubah warna dari merah menjadi biru. Apa penyebabnya?

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menjelaskan warna cahaya yang dipancarkan meteor saat memasuki atmosfer Bumi dipengaruhi komposisi kimia dan suhu meteor.

NASA mengungkap meteor terbakar saat menembus atmosfer karena mengalami gesekan ekstrem dengan udara. Elemen-elemen logam dalam meteor itu kemudian melepaskan cahaya dengan warna berbeda tergantung jenisnya.

Misalnya, besi menghasilkan cahaya kekuningan, magnesium memancarkan putih kebiruan, sementara silikon dan oksigen bisa menghasilkan cahaya kemerahan.

Melansir American Meteor Society, meteor yang tampak merah saat awal muncul, lalu berubah menjadi biru di fase akhir, kemungkinan besar mengalami peningkatan suhu signifikan seiring masuk ke lapisan atmosfer yang lebih padat.

Dalam fisika, warna cahaya juga berkaitan dengan suhu suatu benda. Meteor yang suhunya meningkat dari sekitar 1.000 derajat Celsius (merah) hingga di atas 6.000 derajat Celsius (biru) akan menunjukkan transisi warna secara visual.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebelumnya pernah menjelaskan warna meteor dipengaruhi salah satunya oleh kandungan materi kimia.

"Komposisi kimia yang terkandung di meteor. Bahan kimia yang berbeda pada meteor akan menghasilkan warna yang berbeda saat meteor memasuki atmosfer Bumi dan terbakar," tulis BRIN di akun Instagramnya beberapa waktu lalu.

Meteor bisa menghasilkan pendar warna keunguan jika objek langit yang terbakar memiliki kandungan kalsium. Sedangkan jika meteor memiliki kandungan magnesium, maka pendar yang dihasilkan akan berwarna kebiruan atau kehijauan.

Kemudian, meteor juga dapat menghasilkan warna kekuningan jika objek langitnya memiliki kandungan zat besi. Sementara meteor yang mengandung natrium akan menghasilkan warna jingga.

"Untuk meteor yang tidak mengandung keempat zat tersebut akan berpendar kemerahan karena mengalami interaksi dengan gas nitrogen maupun oksigen pada atmosfer Bumi," kata BRIN.

Selain kandungan kimia, kecepatan meteor saat memasuki atmosfer Bumi juga dapat mempengaruhi warna meteor.

Umumnya, meteor yang bergerak lambat dengan kecepatan kurang dari 100.000 kilometer per jam akan berwarna kemerahan atau jingga. Sedangkan meteor yang melesat dengan kecepatan lebih dari 200.000 kilometer per jam akan berwarna kebiruan.

Mengutip National Geographic, meteor dideskripsikan oleh ukuran, tingkat kecerahan, dan kedekatan mereka dengan Bumi.

Meteor yang berada di dekat horison Bumi lazim disebut earthgrazer, yang arti harfiahnya adalah penggembala Bumi/tanah, yang dikenal memiliki ekor yang panjang dan penuh warna.

Uniknya, earthgrazers bisa memantul kembali ke luar angkasa saat memasuki lapisan atas atmosfer Bumi. Sementara, earthgrazers yang lain pecah di atmosfer dan menjelma sebagai 'bintang jatuh'.

Salah satu yang terkenal adalah Great Daylight Fireball yang masuk ke atmosfer di langit negara bagian Utah, Amerika Serikat pada 1972. Earthgrazer itu melaju dengan kecepatan 15 km per detik. Ribuan orang pun kabarnya melihat meteor tersebut.

(dmi/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK