Tabrakan 2 Lubang Hitam Buktikan Teori Einstein dan Hawking

CNN Indonesia
Selasa, 14 Okt 2025 11:30 WIB
Para astronom baru-baru ini berhasil mendeteksi tabrakan antara dua lubang hitam dengan detail yang belum pernah tercatat sebelumnya. (Foto: iStockphoto/Cappan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para astronom baru-baru ini berhasil mendeteksi tabrakan antara dua lubang hitam dengan detail yang belum pernah tercatat sebelumnya. Penemuan ini tidak hanya memberikan pandangan yang lebih jelas mengenai fenomena kosmik ini, tetapi juga mengonfirmasi prediksi panjang yang dibuat oleh dua fisikawan legendaris, Albert Einstein dan Stephen Hawking.

Peristiwa yang diberi nama GW250114 ini terdeteksi pada Januari lalu oleh instrumen LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory) yang terletak di Livingston, Louisiana, dan Hanford, Washington. Instrumen ini mendeteksi gelombang gravitasi, kerusakan halus dalam ruang-waktu, yang dipicu oleh dua lubang hitam yang bertabrakan.

Fenomena gelombang gravitasi ini pertama kali diprediksi oleh Einstein pada 1915 sebagai bagian dari teori relativitas umum. Namun, Einstein percaya bahwa gelombang gravitasi tersebut akan terlalu lemah untuk dapat terdeteksi oleh teknologi manusia.

Meski demikian, pada September 2015, LIGO mencatatkan gelombang gravitasi pertama kalinya, yang kemudian membawa Nobel bagi tiga ilmuwan yang berperan penting dalam pengembangan "teleskop lubang hitam" ini.

Melansir CNN, lubang hitam yang terlibat dalam tabrakan ini masing-masing memiliki massa sekitar 30 hingga 35 kali massa Matahari dan berputar dengan sangat lambat. Peristiwa ini terjadi sekitar 1 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Setelah tabrakan, lubang hitam yang terbentuk memiliki massa sekitar 63 kali massa Matahari dan berputar dengan kecepatan 100 putaran per detik.

Menurut Maximiliano Isi, asisten profesor astronomi di Columbia University dan astrofisikawan di Flatiron Institute's Center for Computational Astrophysics, penemuan ini hampir identik dengan deteksi pertama yang dilakukan pada 10 tahun lalu. Namun, dengan peningkatan kualitas instrumen, para ilmuwan kini dapat melihat peristiwa ini dengan jauh lebih jelas.

"Observasi ini memberi kita pandangan yang sangat baru tentang dinamika ruang dan waktu," ujar Isi, melansir CNN akhir September lalu.

LIGO, yang dikelola oleh komunitas ilmiah global beranggotakan sekitar 1.600 peneliti, menggunakan instrumen yang sensitif untuk mendeteksi distorsi kecil dalam ruang-waktu yang disebabkan oleh gelombang gravitasi. Sejak diluncurkan, LIGO telah mendeteksi lebih dari 300 tabrakan lubang hitam.

Penemuan terbaru ini memberikan konfirmasi terhadap dua prediksi besar dalam teori fisika: pertama, prediksi Roy Kerr pada 1963 yang mengungkap bahwa lubang hitam bisa dijelaskan dengan dua angka sederhana, massanya dan kecepatan rotasinya. Untuk menguji teori ini, peneliti mengamati gelombang gravitasi yang dipancarkan oleh lubang hitam yang bergabung.

Gelombang ini menghasilkan getaran mirip dengan suara lonceng yang dipukul, yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur massa dan rotasi lubang hitam.

"Gelombang ini memberi kita informasi tentang struktur lubang hitam dan ruang sekitarnya," kata Isi.

"Dan untuk pertama kalinya, kita dapat melihat dengan sangat jelas bahwa lubang hitam ini bisa dijelaskan dengan dua angka saja, massanya dan rotasinya," imbuhnya.

Teorema Hawking di halaman selanjutnya...

Pembuktian Teorema Hawking


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :