Laporan dari lembaga riset Counterpoint mengungkap bertumbuhnya pasar Hp bekas yang cukup signifikan di wilayah Afrika hingga Asia Tenggara, dengan Apple memimpin penjualan.
Menurut Counterpoint, pasar berkembang seperti Afrika, India, Asia Tenggara, China, dan Amerika Latin mengalami pertumbuhan yang cukup baik dengan pertumbuhan 3-6 persen secara tahunan (YoY). Angka ini mencerminkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar smartphone bekas di Afrika mengalami pertumbuhan terkuat pada paruh pertama 2025, meningkat 6 persen YoY berkat berbagai faktor pendorong di sepanjang rantai pasokan.
Laporan ini menyebut semakin banyak pemain terorganisir yang menarik unit dari saluran tidak terorganisir. Inisiatif pemerintah yang mendukung, seperti program 'Bridge by Digital Africa', menyediakan dana dan sumber daya untuk memperkuat ekosistem smartphone bekas lokal dan memperluas operasi regional.
Ponsel bekas iPhone yang diimpor disebut mengalami pertumbuhan yang kuat di berbagai negara, didorong oleh keterbatasan finansial dan persepsi tentang keandalan serta umur pakai yang lebih lama dibandingkan dengan unit lokal baru.
Apple memimpin pasar ponsel bekas di Afrika dengan pertumbuhan 7 persen YoY. Pertumbuhan ini didorong oleh kolaborasi dengan reseller premium dan meningkatnya preferensi terhadap model-model terbaru seperti iPhone 13 dan di atasnya.
Sementara itu, Samsung menduduki posisi kedua dengan pertumbuhan 4 persen YoY, didukung oleh promosi tukar tambah agresif yang menawarkan diskon hingga 50 persen untuk perangkat Galaxy S dan Z series, di mana aktivitas tukar tambah yang sehat terus mendorong peningkatan penjualan.
Model seperti Apple iPhone 11, 12, dan Samsung Galaxy S20 berada di antara daftar ponsel bekas terlaris di wilayah ini.
Di India, pasar smartphone bekas tumbuh 5 persen YoY dengan Samsung yang kembali memimpin. Dominasi ini berkat permintaan yang tinggi pada Galaxy S22 dan S23 series.
Apple berada pada posisi berikutnya dengan pertumbuhan pesat 19 persen YoY. Pertumbuhan ini didominasi minat konsumen terhadap iPhone 13 dan iPhone 14 series.
Pertumbuhan di India didorong oleh penjual ritel yang memperkuat program buyback di pasar online dan offline. Mereka mempromosikan citra 'premium' mendorong perangkat flagship keluaran lama sebagai pilihan konsumen.
Permintaan beralih ke model yang lebih baru didukung oleh program tukar tambah yang diprakarsai reseller, penawaran garansi yang diperpanjang, dan meningkatnya preferensi konsumen terhadap smartphone premium terbaru.
Sementara di Asia Tenggara, pasar smartphone bekas juga tumbuh 5 persen YoY yang didorong oleh saluran distribusi yang tidak terorganisir yang besar dan aliran masuk yang stabil dari perangkat dan komponen bekas dari China.
Negara-negara di kawasan ini mulai mengandalkan pasokan lokal mereka sendiri dalam 1-2 tahun terakhir, mengurangi ketergantungan pada impor.
Platform online menjadi pendorong utama pasar konsumen-ke-konsumen (C2C), terutama untuk smartphone bekas yang di-refurbished.
Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kepercayaan konsumen, rantai pasokan yang lebih baik, dan kemudahan dalam memulai negosiasi dan transaksi secara digital.
Apple memimpin di pasar Hp bekas Asia Tenggara dengan pertumbuhan 15 persen YoY, dengan Indonesia sebagai salah satu kontributor utama. Model-model yang menjadi idola adalah iPhone 12 dan iPhone 13.
Sebagian besar impor masih berasal dari China, sementara program tukar tambah yang dijalankan oleh penjual ritel semakin memperkuat rantai pasok domestik.
Meski mengalami penurunan sebesar 3 persen YoY, Samsung tetap aktif menjalankan program tukar tambah, termasuk kemitraan dengan Laku6 (Carousell Group), untuk sekaligus mendorong keberlanjutan dan meningkatkan keterlibatan pasca penjualan.
Lebih lanjut, di pasar-pasar yang sudah matang, smartphone iPhone 12 dan 13 series terus mendominasi penjualan perangkat bekas, namun seri Samsung S diperkirakan akan tampil lebih baik di pasar-pasar tertentu seperti Amerika Serikat dalam beberapa bulan ke depan akibat meningkatnya permintaan.
Di sisi lain, Counterpoint juga menyoroti lesunya pasar ponsel bekas di beberapa wilayah seperti Eropa, Amerika Serikat (AS). Pasar smartphone bekas yang sudah matang seperti Eropa, AS, dan Jepang mengalami pertumbuhan datar hingga moderat berkisar antara 1-3 persen pada paruh pertama 2025.
Faktor-faktor seperti fragmentasi pasar, biaya yang meningkat, dan siklus penggantian yang lebih lama mempengaruhi baik pasokan maupun permintaan smartphone bekas.
(lom/dmi)