Kalah Saing dengan OpenAI, Microsoft Siapkan AI Ramah Anak

CNN Indonesia
Minggu, 02 Nov 2025 05:00 WIB
CEO Microsoft Mustafa Suleyman menyatakan pihaknya tengah merancang kecerdasan buatan (AI) yang ramah anak.
CEO Microsoft Mustafa Suleyman menyatakan pihaknya tengah merancang kecerdasan buatan (AI) yang ramah anak. (AFP/DENIS CHARLET)
Jakarta, CNN Indonesia --

CEO Microsoft Mustafa Suleyman menyatakan pihaknya tengah merancang kecerdasan buatan (AI) yang ramah anak.

"Kami sedang mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang memiliki kecerdasan emosional, ramah, dan punya sifat mendukung, tetapi pada dasarnya dapat dipercaya," kata Suleyman, dilansir CNN.

"Saya ingin menciptakan AI yang dapat Anda percayai untuk digunakan oleh anak-anak Anda, dan itu berarti AI tersebut harus memiliki batasan yang jelas dan aman," tambahnya lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Microsoft sedang bersaing ketat dengan raksasa teknologi seperti OpenAI, Meta, dan Google untuk menjadikan Copilot sebagai alat AI pilihan.

Menurut laporan keuangan terbaru perusahaan, Copilot kini memiliki 100 juta pengguna aktif bulanan di seluruh platform Microsoft, jauh di bawah pesaing seperti OpenAI, yang ChatGPT-nya memiliki 800 juta pengguna aktif bulanan.

Namun, Microsoft yakin pendekatan mereka akan menarik lebih banyak pengguna, terutama saat perusahaan AI berjuang untuk menghadirkan chatbot dengan kepribadian tertentu, di tengah isu AI jadi salah satu faktor krisis kesehatan mental pengguna.

"Kita harus membangun AI untuk manusia; bukan untuk menjadi manusia digital," tulis Suleyman dalam sebuah posting blog awal tahun ini.

Baru-baru ini Copilot juga merilis beberapa fitur baru yang meliputi kemampuan untuk 'mengingat' kembali percakapan sebelumnya, berpartisipasi dalam percakapan grup, respons yang lebih baik terhadap pertanyaan kesehatan, dan nada yang cerdas dan santai yang disebut "real talk."

Lebih lanjut, beberapa pesaing Microsoft di bidang AI menghadapi tekanan yang kuat untuk memastikan keamanan pengguna usia muda di platform mereka.

Beberapa keluarga telah menggugat OpenAI dan Character.AI dengan klaim bahwa chatbot kedua perusahaan merugikan anak-anak mereka, dan dalam beberapa kasus diduga berkontribusi pada bunuh diri.

Sejumlah laporan awal tahun ini menimbulkan kekhawatiran karena chatbot Meta dan karakter AI akan dapat digunakan untuk percakapan seksual bahkan oleh akun yang mengidentifikasi diri sebagai anak di bawah umur.

Di sisi lain, perusahaan teknologi di balik chatbot AI populer mengatakan mereka telah meluncurkan perlindungan baru untuk anak-anak, termasuk pembatasan konten dan kendali orang tua.

Meta dan OpenAI juga menerapkan teknologi perkiraan usia AI yang bertujuan untuk mendeteksi pengguna muda yang mendaftar dengan tanggal lahir palsu dewasa. Namun, belum jelas seberapa efektif sistem tersebut.

CEO OpenAI Sam Altman mengumumkan awal bulan ini bahwa dengan langkah-langkah keamanan baru yang telah diterapkan, ChatGPT akan segera memungkinkan pengguna dewasa untuk membahas "erotika" dengan chatbot.

Suleyman mengatakan Microsoft menarik garis tegas terhadap konten romantis, menggoda, dan erotis, bahkan untuk dewasa.

"Itu bukan sesuatu yang akan kami kejar," katanya.

Artinya, untuk saat ini, Microsoft kemungkinan besar tidak akan meluncurkan mode "pengguna muda" seperti yang dilakukan oleh beberapa pesaingnya. Suleyman mengatakan pihaknya tidak membutuhkan hal tersebut.

(lmy/vws)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER