Pakar Ungkap Situs Megalitik Baru di RI, di Sini Lokasinya

CNN Indonesia
Selasa, 16 Des 2025 15:30 WIB
Sejumlah peneliti berhasil menemukan situs megalitik baru di Indonesia yang terletak di Gunung Tangkil, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sejumlah peneliti berhasil menemukan situs megalitik baru di Indonesia yang terletak di Gunung Tangkil, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Foto: Dok. Museum Prabu Siliwangi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah peneliti berhasil menemukan situs megalitik baru di Indonesia yang terletak di Gunung Tangkil, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Situs megalitik terbaru ini berhasil ditemukan oleh Tim arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Museum Prabu Siliwangi, dan bantuan teknologi LiDAR (Light Detection and Ranging).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pakar meneliti Gunung Tangkil untuk mengungkap jejak situs megalitik.Penelitian ini dimulai ketika peneliti BRIN Zubair Mas'ud menemukan fragmen patung batu di lereng terpencil Gunung Tangkil di Jawa Barat.

Melansir Museum Prabu Siliwangi, wilayah tersebut ditutupi hutan lebat dan jarang dieksplorasi. Diperkirakan wilayah tersebut menyimpan jejak peradaban kuno.

Analisis awal terhadap batu artefak dalam studi ini menunjukkan bahwa komposisinya serupa dengan benda-benda megalitik yang disimpan di Museum Prabu Siliwangi.

Pada seminar arkeologi pada Juli 2025, pendiri Museum Prabu Siliwangi M Fajar Laksana memaparkan temuan ini dan menyatakan bahwa kesamaan komposisi dan karakteristik batu-batu tersebut menunjukkan bahwa fragmen-fragmen tersebut mungkin berasal dari tradisi budaya yang sama.

"Komposisi dan karakteristik batuannya mengarah pada kesamaan asal-usul. Ini temuan yang sangat potensial," ujar Fajar dalam seminar arkeologi, mengutip Detik, Sabtu (13/12).

Meskipun Gunung Tangkil belum secara resmi ditetapkan sebagai situs budaya, Museum Prabu Siliwangi menyatakan bahwa berbagai penemuan di kawasan sekitarnya, termasuk sebuah menhir di Desa Tugu dan fragmen batu serupa di Gunung Karang, menguatkan asumsi bahwa wilayah ini pernah menjadi bagian dari jaringan megalitik yang lebih luas di Jawa Barat.

Penerapan teknologi LiDAR oleh BRIN di beberapa bagian Gunung Tangkil pada 16-20 September 2025, menandai survei paling canggih yang pernah dilakukan di lokasi ini. Metode berbasis laser ini dapat menembus kanopi hutan yang padat, untuk mengungkap struktur batu yang sebelumnya tersembunyi dan anomali permukaan.

Teknologi LiDAR dipasang pada drone dan menggunakan laser untuk mendeteksi objek. Metode ini bekerja dengan memancarkan laser ke area yang dipetakan, mengukur cahaya yang dipantulkan, dan menciptakan gambar permukaan, termasuk area yang tertutup hutan lebat.

BRIN menggunakan teknologi LiDAR untuk menembus vegetasi dan memetakan kontur tanah. Metode ini memungkinkan tim peneliti mengidentifikasi struktur dan formasi batu yang sebelumnya tidak terlihat oleh mata manusia.

Empat klaster teras

M. Irfan Machmud, Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, menjelaskan bahwa tim menemukan formasi batu di daerah pegunungan yang diyakini terkait dengan tradisi megalitik.

"Dari analisa kita menemukan anomali yang menunjukkan beberapa struktur, juga jejak yang diduga jalan kuno. Ada undakan teras, calon arca, sampai bekas jalan batu," ujar Irfan.

Data LiDAR menunjukkan empat klaster teras utama di Gunung Tangkil:

• Teras pertama: terdapat fragmen batu, menhir, kemungkinan patung, dan sisa jalur batu.
• Teras kedua: susunan batu yang teratur menyerupai pola permainan tradisional dakon.
• Teras ketiga: batu-batu yang ditumpuk, kemungkinan fitur ritual, dan batu penanda vertikal.
• Teras keempat: formasi batu memanjang serta batu tegak tambahan.

Selain struktur batu, survei lapangan BRIN sebelumnya menemukan ratusan fragmen keramik yang berasal dari abad ke-10 hingga ke-20.Para ahli keramik dalam tim mencatat bahwa temuan ini menunjukkan adanya interaksi selama berabad-abad, antara Kepulauan Indonesia dan pedagang maritim China.

Wilayah sekitar Gunung Tangkil kemungkinan terhubung dengan rute perdagangan regional, yang menambah signifikansi situs ini di luar perannya sebagai tempat ritual atau upacara.

"Temuan keramik ini menjadi bukti adanya interaksi ekonomi yang luas. Temuan ini tidak hanya penting bagi arkeologi, tetapi juga memahami sejarah perdagangan di kawasan regional," ujar salah satu peneliti.

Terhubung ke pusat megalitikum lain di halaman berikutnya...

Terhubung ke Pusat Megalitikum Lain di Jabar

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER