APJII Dorong Harga Internet di Luar Jawa Lebih Terjangkau Tahun Depan

CNN Indonesia
Rabu, 17 Des 2025 18:15 WIB
APJII fokus pada internet terjangkau di 2026, mendorong pemerataan akses di seluruh Indonesia. Kerja sama dengan pemangku kepentingan jadi kunci keberhasilan. (Foto: iStockphoto/Blue Planet Studio)
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkap beberapa fokusnya di 2026, salah satunya adalah menghadirkan internet terjangkau di sejumlah daerah.

Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Sistem Informasi, Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Anggota APJII Danang Wijayanto dalam acara Temu Nasional Pegiat Literasi Digital yang diadakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Jakarta, Selasa (16/12).

"2026 yang kita (APJII) fokuskan adalah internet yang lebih terjangkau. Teman-teman sekalian mungkin kalau di sekitaran sini, di Jawa, apalagi di Jakarta, internet di rumah saya sendiri mungkin di angka Rp200-Rp300 ribu," kata Danang.

"Tapi teman-teman tahu enggak, mungkin ada perwakilan dari Maluku Papua, itu harganya hampir dua kali lipat. Untuk dapat internet yang lebih bagus," ujar dia menambahkan.

Ia menyebut harga yang terpaut jauh tersebut dikarenakan beberapa hal, di antaranya jarak dari backbone-backbone.

Melihat kesenjangan harga ini, APJII beserta lebih dari 1.400 anggotanya mendorong pemerataan internet yang setara, agar seluruh masyarakat, seluruh pelaku digital, seluruh pelaku UMKM bisa sama-sama menikmati internet yang berkualitas dan juga terjangkau.

Survei APJII 2025 menyebut penetrasi internet Indonesia mencapai sebesar 80,66 persen. Jawa menjadi wilayah dengan penetrasi paling tinggi, sedangkan penetrasi paling rendah berada di Maluku dan Papua, yakni di angka 69 persen dari total jumlah masyarakat.

Selain internet terjangkau, Danang juga menyinggung soal kerja sama antar pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, hingga pelaku industri.

Fokus APJII berikutnya adalah terkait kebiasaan dalam menggunakan internet. Danang menceritakan bagaimana pengguna terkadang menyalahkan penyedia jasa internet ketika terjadi penipuan atau mengalami masalah keamanan siber.

Ia mengklaim setiap provider telah menyiapkan dan mendesain infrastruktur keamanan internet sedemikian rupa untuk menjaga pengguna.

"Yang kami mau highlight adalah, mari kita wujudkan ekosistem internet Indonesia yang tangguh, merata, dan berkelanjutan untuk masa depan digital yang lebih baik," tutur Danang.

(lom/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK