DIREKSI BARU GARUDA

Arif Wibowo Minta Waktu Seminggu Pelajari Carut-Marut Garuda

CNN Indonesia
Jumat, 12 Des 2014 14:22 WIB
Salah satu masalah yang menurut Arif terlihat dengan jelas adalah begitu banyaknya pengeluaran-pengeluaran perseroan yang tidak perlu.
(REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang baru Arif Wibowo meminta waktu satu minggu untuk mempelajari masalah yang membelit maskapai pelat merah itu.

"Kasih saya waktu seminggu untuk mempelajari itu semua," ujar Arif dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Garuda City Center Cengkareng, Jumat (12/12).

Salah satu masalah yang menurut Arif terlihat dengan jelas adalah begitu banyaknya pengeluaran-pengeluaran perseroan yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah apapun bagi pendapatan Garuda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ada beberapa pengeluaran yang akan dikurangi. Tapi saya belum bisa hitung berapa penghematannya. Saya baru saja ditunjuk jadi Dirut. Satu minggu ke depan, kita akan ketemu lagi dan saya jelaskan semuanya,” ujar Arif tanpa merinci lebih lanjut pemborosan yang dilakukan Garuda selama ini.

Selain penghematan biaya internal, Arif mengaku juga akan mempelajari ulang rencana Garuda mendatangkan pesawat baru yang dinilainya hanya akan menambah utang perusahaan, sampai mengevaluasi rute penerbangan yang dianggap tidak efisien.

Sampai dengan kuartal III 2014, Garuda Indonesia telah mengangkut sebanyak 20,9 juta penumpang atau meningkat 15,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 18,1 juta penumpang. Tumbuhnya jumlah penumpang, berhasil meningkatkan pendapatan operasional yang diperoleh Garuda sebesar US$ 2.801,7 juta atau tumbuh 4,3 persen dibandingkan kuartal III 2013.

Sayangnya, pertumbuhan pendapatan menjadi tidak berarti karena tergerus biaya operasional yang membengkak akibat pembelian avtur, sewa pesawat, dan lain-lain. Garuda pun tercatat mengalami krisis keuangan setelah masih mencatatkan kinerja yang buruk sampai September 2014. Maskapai full service tersebut mengalami rugi sebesar US$ 219,54 juta sekitar Rp 2,65 triliun, atau 1.362 persen lebih besar dibandingka kerugian sampai September 2013 sebesar US$ 15,01 juta.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER