Banyuwangi, CNN Indonesia -- Saat berada di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, untuk menunggu penerbangan pulang ke Jakarta, CNNIndonesia.com sempat berbincang dengan beberapa wisatawan yang juga berencana pulang ke kota asalnya.
Di antaranya adalah Indah dan Evan, pasangan asal Jakarta yang baru saja melangsungkan bulan madunya selama empat hari di Bumi Blambangan ini.
Ketika ditanya apakah mereka tertarik untuk berkunjung ke Banyuwangi lagi, dengan mantap keduanya memberi jawaban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saat merencanakan perjalanan, kami tidak mengira kalau ternyata Banyuwangi itu seru. Harusnya satu minggu ya? Tapi kalau ada kesempatan, kami pasti akan kembali lagi,” kata Indah sambil tersenyum ke arah sang suami.
“Masih banyak tempat yang belum sempat kita datangi. Mungkin nanti sambil ajak teman-teman juga atau sama anak,” ujar Evan yang juga tersenyum.
Memang ada banyak objek wisata menarik di Banyuwangi. Hanya saja, seperti yang dikatakan Kisma, pemandu wisata dari situs wisata lovelybanyuwangi.com, jarak satu objek ke objek lain tidak berdekatan, sehingga butuh meluangkan waktu berkunjung lebih panjang agar bisa menjelajahi semuanya.
Jika berencana datang ke Banyuwangi, berikut ini ialah sepuluh objek wisata yang wajib didatangi:
1. Masjid Baiturrahman BanyuwangiMasjid Baiturrahman Banyuwangi berada di atas tanah sumbangan dari Bupati pertama Banyuwangi, Raden Tumenggung Wiraguna I atau yang biasa disebut Mas Alit, tepatnya di Jalan Jendral Sudirman.
Dibangun pada 7 Desember 1773, masjid dua tingkat ini berkapasitas 5.100 orang. Arsitektur Arab dan Banyuwangi berpadu. Motif batik Gajah Oling dapat dilihat dalam berbagai sudut dekorasi.
 Al-Quran besar di Masjid Baiturrahman Banyuwangi. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha) |
Masjid tertua dan terbesar di Banyuwangi ini sarat akan sejarah, terutama mengenai penyebaran Islam pertama kali DI Bumi Blambangan.
Sejak pertama kali dibangun, masjid ini telah mengalami empat kali perbaikan.
Ada 11 kubah di masjid ini, dan kubah utamanya dapat digeser secara otomatis, sehingga dari dalam masjid bisa melihat langsung ke atas langit. Teknologi dalam masjid ini ini disebut sebagai yang satu-satunya di Indonesia.
Dari Masjid Baiturrahman Banyuwangi, wisatawan juga bisa sekaligus berkunjung ke Taman Sri Tanjung dan Pendopo Bupati, untuk mengetahui lebih banyak sejarah mengenai Banyuwangi.
2. Desa KemirenSebelum disesaki oleh perumahan warga seperti sekarang, Desa Kemiren berdiri di atas lahan kebun kemiri dan duren, yang lalu disingkat menjadi Kemiren.
Penduduk Desa Kemiren disebut Suku Osing, yang merupakan pengungsi setelah Kerajaan Majapahit runtuh pada 1478 SM.
 Suku Osing di Desa Kemiren. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Suku Osing memulai kehidupan pertama kali di Banyuwangi dengan mendirikan Kerajaan Hindu Blambangan yang berkuasa sekitar dua abad sebelum akhirnya ditaklukan VOC. Sejarahnya tertulis dalam Perang Puputan Bayu.
Berada di kawasan Gelagah, Desa Kemiren masih terbilang asri. Walau saat ini dipimpin oleh Kepala Desa, namun Ketua Adat juga tetap dihormati.
Tradisi pun masih tetap berlangsung, seperti Barong Ider Bumi dan Mepe Kasur.
Barong Ider Bumi merupakan ritual mengarak patung barong di hari kedua Lebaran. Mirip dengan ritual Bhuta Yajna atau Pawai Ogoh Ogoh ala Hindu, ritual ini bertujuan untuk mengusir aura buruk.
Uang receh yang dicampur beras kuning dan bunga dilempar ke arah barong yang diarak, atau yang disebut Sembur Othik Othik.
Setelah itu, warga berkumpul untuk melakukan Tumpeng Sewu. Sesuai namanya, ada ribuan tumpeng yang tersaji dan siap dicicipi. Pecel Pitik, pecel dengan lauk ayam kampung dibakar, menjadi menu wajibnya.
Sedangkan Mepe Kasur dilakukan sehari sebelum Idul Adha. Seluruh warga akan mengeluarkan kasur dan menggebuknya di pinggir jalan, juga dengan maksud mengusir bala.
Jika beruntung, saat berkunjung wisatawan bisa disambut oleh Tari Gandrung, tarian tradisional Banyuwangi.
Selebihnya, wisatawan bisa menjelajah perbukitan, belajar bahasa Suku Osing, belanja batik atau menikmati kuliner khas, Pecel Pitik, di Warung Pesantogan Kemangi.
Desa Kemiren sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh pemerintah, sehingga fasilitas dan layanan penunjang wisatawanya terbilang layak, bahkan ada banyak pilihan tempat menginap di sana.
3. Perkebunan Kopi KalibendoKondisi geografis Banyuwangi memang terbilang unik, kawasan hijau bersebelahan dengan kawasan perairan. Keduanya sama-sama indah dan menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.
Sebelum sampai di Kawah Ijen, wisatawan pasti akan melewati Perkebunan Kopi Kalibendo.
[Gambas:Instagram]Berada di kawasan Karanganyar, perkebunan ini memiliki jutaan pohon. Selain kopi, ada pula Pohon Mahoni, Pohon Cengkeh dan Pohon Karet.
Wisatawan yang datang bisa menikmati tur sepeda, dengan suguhan pemandangan perkebunan kopi jenis robusta sampai teknik memetik dan mengolah biji kopi.
4. Djawatan BenculukPohon tua besar seperti dalam film ‘Lord of the Rings’ bisa ditemui di bekas pabrik pengolahan kayu yang dikelola Perhutani ini.
Berada di kawasan Benculuk, lahan seluas 4 hektare ini sedang disiapkan sebagai objek wisata baru Banyuwangi, dengan Pohon Trembesi sebagai primadonanya.
 Djawatan Benculuk. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Pohon-pohon itu masih tumbuh dan meneduhka suasana. Wisatawan yang gemar berfoto pasti mendapat banyak tempat untuk bergaya.
Datang setelah matahari terbit atau sebelum matahari terbenam menjadi waktu yang pas, karena sinar matahari yang masuk di antara dedaunan semakin menambah indah pemandangan.
Selain berkeliling, wisatawan juga bisa berbincang dengan para Polisi Hutan yang sedang berjaga di posnya.
Mereka dengan senang hati akan berbagi cerita, mulai dari aksi mengejar penebang hutan sampai makna hidup sebuah pohon yang tumbuh.
5. Lori KalibaruPengembangan wisata di Banyuwangi juga didukung oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang meluncurkan Lori Wisata Banyuwangi-Jember sejak Oktober 2016.
Tak seperti kereta pada umumnya, Lori Wisata ini berukuran lebih mungil dengan paduan warna putih, merah dan biru. Dilihat dari jauh, bentuknya seperti kereta dalam buku cerita anak.
[Gambas:Instagram]Sebelum menumpang, wisatawan harus mengetahui jadwal keberangkatan dan memesan tiketnya melalui situs resmi PT KAI.
Lori ini memiliki kapasitas 16 penumpang. Rute pulang perginya dari Stasiun Kalibaru menuju Stasiun Mrawan.
Sepanjang perjalanan sekitar 50 menit, wisatawan akan disuguhi pemandangan perkebunan yang indah.
Terowongan dan jembatan tua bakal dilalui sambil mendengarkan cerita sejarah dari pemandu.
Bisa juga meminta masinis berhenti di tempat tertentu yang sekiranya menarik untuk berfoto.
Bersambung ke halaman berikutnya...
6. Kawah IjenKawah Ijen berada di Gunung Ijen, gunung berapi aktif yang berada di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.
Dari pusat kota, kawasan ini harus ditempuh selama empat jam. Jadi, jika ingin menyaksikan matahari terbit dan fenomena api biru sebaiknya berangkat dari pagi buta.
Kepopuleran Kawah Ijen sudah mendunia, sehingga jangan heran jika melihat banyak wisatawan mancanegara yang berbondong-bondong datang ke sini.
Danau Kawah Ijen merupakan danau asam terbesar di dunia.
Fenonema Api Biru terjadi sekitar pukul 2 pagi sampai 4 pagi. Di dunia, fenomena ini hanya terjadi di dua tempat, Islandia dan Ijen.
Dari Kawah Ijen, dapat terlihat pemandangan Gunung Merapi, Gunung Raung, Gunung Suket dan Gunung Rante.
Baik pemula dan profesional bisa mendaki Kawah Ijen. Ada baiknya menyewa jasa pemandu agar selama perjalanan mendapat banyak wawasan mengenai alam sekitarnya.
Bagi yang memiliki kelemahan fisik, sebaiknya berpikir dua kali sebelum mendaki, karena medannya terbilang cukup melelahkan, kemiringan sekitar 25 derajat dan tanah yang berpasir. Belum lagi hawa belerang yang menyengat pernapasan.
Tapi sesampainya di puncak, kelelahan itu tentu saja terbayar dengan pemandangan indah.
7. Pulau SantenHanya berjarak sekitar sepuluh menit dari Kantor Bupati Banyuwangi yang berada di kawasan Taman Baru, Pulau Santen berada di kawasan Karangrejo.
Pantai Pandanan atau Pantai Bidadari, yang kini berubah nama menjadi Pantai Syariah, menjadi objek wisata utama di sana.
 Pantai Syariah di Pulau Santen. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Harga tiket masuk ke Pantai Syariah seharga Rp3000 per orang, sementara untuk parkir seharga Rp10.000 per mobil.
Jembatan kayu sepanjang sekitar sepuluh meter menghubungkan pintu masuk ke Pantai Syariah. Pinggiran jembatan dicat warna merah muda, dengan pemandangan sungai dan sisa tanaman bakau. Sudah bisa dipastikan, kalau banyak wisatawan yang berfoto di jembatan ini.
Pantai Syariah terbagi dua, sisi kanan dan kiri. Ada spanduk besar yang bertuliskan aturan menikmati pantai. Tertulis di sana, sisi kanan diperuntukkan bagi pengunjung umum dan sisi kiri bagi pengunjung wanita.
Selain berfoto, piknik juga menjadi kegiatan utama pengunjung yang datang. Dengan menyewa satu kursi busa dengan payung pantai seharga Rp10.000, mereka bisa bersantai seharian di Pantai Syariah.
8. Taman Nasional Alas PurwoAda dua taman nasional di Banyuwangi, yaitu Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Alas Purwo.
Tak kalah dengan Taman Nasional Baluran, kedua taman ini juga memiliki keindahan dan keunikan tersendiri.
 Taman Nasional Alas Purwo. (ANTARA FOTO/ Budi Candra Setya) |
Taman Nasional Alas Purwo berada di kawasan Tegaldilmo, sekitar tiga jam dari pusat kota Banyuwangi.
Untuk bisa berkeliling, wisatawan harus membayar tiket seharga Rp5.000 per orang untuk wisatawan domestik dan Rp150 ribu per orang untuk wisatawan mancanegara.
Biaya untuk penelitian mulai dari Rp100 ribu sampai Rp15 juta per orang.
Perlu diketahui sebelumnya, kalau jalanan di sepanjang taman nasional tidak semuanya beraspal, demi menjaga kelestarian alamnya. Jadi walau jarak antar satu tempat berdekatan, namun terasa jauh, karena jalanannya yang masih berbatu.
Sebelum sampai ke gerbang, wisatawan akan disambut dengan perkebunan Pohon Jati dan Pohon Mahoni milik Perhutani.
Ada banyak objek wisata di Taman Nasional Alas Purwo. Yang paling populer ialah savana dan Pantai Plengkung.
Di savana, wisatawan bisa melihat fauna khas beraktivitas, mulai dari babi hutan, ajag (sejenis serigala), kijang, rusa, banteng, sampai macan tutul. Hampir mirip seperti di Afrika.
Sedangkan di Pantai Plengkung wisatawan bisa melakukan kegiatan berselancar.
 Pantai Plengkung. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Hanya peselancar profesional yang rasanya pas bermain di sini, karena besarnya ombak yang dahsyat, disebut terbaik setelah Hawaii.
Untuk bisa sampai, wisatawan harus kembali menempuh perjalanan kurang lebih selama satu jam setelah menyewa mobil 4x4 dari Pos Pancur.
Tidak hanya dari Banyuwangi, wisatawan yang datang dari Bali juga bisa menuju Pantai Plengkung dengan menumpang kapal cepat.
Sesampainya di sana, wisatawan bisa langsung memilih tempat berselancar. Kalau ingin menginap, bisa memilih satu dari tiga penginapan yang tersedia dalam Area Pengembangan Komersial.
9. Taman Nasional Meru BetiriTaman nasional ini bisa dibilang kurang populer dibandingkan Taman Nasional Alas Purwo atau Taman Nasional Baluran.
Namun, di Taman Nasional Meru Betiri ada lebih banyak pantai indah yang bisa dikunjungi. Beberapa di antaranya ialah Pantai Teluk Hijau dan Pantai Merah.
 Pantai Teluk Hijau. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Pantai Teluk Hijau masih terbilang perawan, karena berada di balik bukit yang bisa didaki selama satu jam. Wisatawan bisa saja menyewa kapal nelayan, namun pemandangan selama pendakian sangat sayang untuk dilewatkan.
Sesampainya di sana, wisatawan akan disuguhkan pemandangan pantai berair biru kehijauan dengan pasir putih halus. Hampir tak ada wisatawan yang datang, sehingga pantai serasa jadi milik sendiri.
Bosan bermain air, wisatawan bisa mandi di bawah Air Terjun Bidadari yang berada di sudut pantai.
Membawa makanan dan minuman sendiri sangat disarankan, karena sama sekali tidak ada kegiatan komersial di sini.
Puas di Pantai Teluk Hijau, wisatawan bisa beranjak ke Pulau Merah, yang berjarak satu jam dengan kendaraan bermotor.
 Pulau Merah. (CNN Indonesia/Ardita Mustafa) |
Datang ke pantai ini serasa datang ke Phi Phi Island, pantai yang menjadi lokasi syuting film ‘The Beach’ yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio. Pasalnya, ada beberapa karang besar dengan pepohonan rimbun yang menjadi pemandangan utama.
Wisatwan yang gemar berselancar juga bisa melakukan hobinya di sini, hanya saja ombaknya tidak terlalu besar.
Pilihan tempat makan dan tempat menginap di Pulau Merah bisa dibilang lebih banyak, dengan harga yang bervariasi tapi tetap terjangkau.
10. Pulau TabuhanKegiatan bermain air di Banyuwangi tak melulu berselancar atau berenang.
Ada juga pantai yang bisa dijadikan tempat kegiatan snorkeling dan memancing, yaitu Pantai Tabuhan.
[Gambas:Instagram]Pantai Tabuhan bisa dikunjungi dengan menyewa kapal dari Pantai Bangsring, yang berada sejurusan dengan Pelabuhan Ketapang dan Pantai Watudodol.
Perjalanannya tak begitu lama, hanya sekitar 20 menit.
Sama-sama tak berpenghuni, keindahan Pantai Tabuhan hampir mirip dengan Pantai Teluk Hijau, hanya saja ombaknya lebih bersahabat.
Untuk snorkeling dan memancing, wisatawan hanya perlu meminta kepada nahkoda kapal menunjukkan letak titik terbaik, lalu kapal akan berhenti sejenak.
Usai snorkeling, wisatawan bisa makan dan minum di beberapa warung sederhana yang berdiri di sana.