Jakarta, CNN Indonesia -- Para pemimpin dunia mengecam upaya kudeta militer di Turki. Kebanyakan mereka menyerukan rakyat Turki untuk mendukung pemerintahan yang sah, yaitu yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Salah satunya adalah Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pernyataannya, Sabtu (16/7). Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry diberitakan Reuters telah berbicara melalui telepon dengan Erdogan untuk memberikan dukungan.
"Presiden dan Menlu sepakat bahwa semua pihak di Turki harus mendukung pemerintah Turki yang terpilih secara demokratis, menahan diri, dan menghindari kekerasan atau pertumpahan darah," ujar pernyataan Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dukungan yang sama datang dari Uni Eropa. Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyerukan ketertiban konstitusi di Turki, mengatakan bahwa kekerasan tidak bisa dijadikan solusi.
"Turki adalah mitra penting Uni Eropa. UE mendukung sepenuhnya pemerintah, institusi negara yang terpilih secara demokratis dan penegakan hukum," kata Tusk di sela KTT regional di Mongolia.
Kanselir Jerman Angela Merkel menyampaikan sentimen yang sama. "Demokrasi di Turki harus dihormati. Semua hal harus dilakukan untuk melindungi nyawa manusia," kata Merkel melalui juru bicaranya, Steffen Seibert.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga mengatakan demokrasi harus dihormati. "Saya berharap situasi akan segera kembali normal, dan perdamaian serta ketertiban kembali pulih," kata Abe.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, "campur tangan militer dalam urusan negara tidak bisa diterima."
Kudeta di Turki berakhir pada Sabtu pagi waktu setempat, ratusan tentara yang terlibat ditangkap. Pemerintah Erdogan mengatakan peristiwa itu didalangi oleh para pendukung Fethullah Gulen, tokoh oposisi yang kini berada di Amerika Serikat.
Hampir seluruh negara menyayangkan adanya kudeta di Turki. Hanya di Suriah kudeta di Turki dirayakan dengan meriah.
Di jalan-jalan kota Damaskus, warga turun ke jalan merayakan kudeta di Turki. Pemerintah Bashar al-Assad di Suriah menyebut Erdogan sebagai pengobar konflik berdarah di negara itu dengan mendukung kelompok pemberontak Islam.
"Tuhan, Suriah dan Bashar!" teriak masyarakat Damaskus yang merayakan kudeta Turki.
(den)