Jakarta, CNN Indonesia -- Hillary Clinton ikut mengolok Presiden Amerika Serikat terkait cuitan Donald Trump di Twitter yang menyebut kata misterius, "covfefe".
Semuanya dimulai Rabu kemarin, ketika mantan rival Trump itu mempertanyakan soal dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye pemilu presiden AS tahun lalu.
Dalam sebuah konferensi teknologi di California, Clinton mengatakan bahwa pemerintah Rusia “tidak akan bisa mengetahui bagaimana menggunakan informasi sebagai senjata kecuali dipandu” warga Amerika dengan data jajak pendapat. Clinton merujuk pada insiden pembajakan email kampanyenya, yang selama ini kerap ia salahkan sebagai penyebab kekalahannya dalam pemilu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya condong ke Trump,” kata dia Rabu (31/5). “Sulit untuk tidak melakukannya.”
Trump lalu menjawab tudingan Clinton.
“Si pembohong Hillary Clinton kini menyalahkan semua orang kecuali dirinya sendiri, menolak mengakui bahwa ia adalah kandidat yang buruk. Menyalahkan Facebook, dan bahkan Demokrat dan DNC (Komite Nasional Partai Demokrat (DNC),” tulis Trump di akun Twitter-nya.
Sebelumnya Clinton juga sempat menyalahkan berita hoax tentang dirinya yang tersebar di Facebook. Ia lalu membalas Trump, juga lewat Twitter.
“Orang yang berada di dalam covfefe tidak seharusnya melontar covfefe,” tulis Clinton mengolok Trump.
Covfefe merupakan kata yang ditulis Trump di Twitter-nya pada Rabu dini hari, hanya beberapa saat setelah tengah malam. Cuitan itu bertahan selama 5,5 jam sebelum akhirnya dihapus.
Namun covfefe terlanjur populer. Tagar #covfefe bermunculan dan meme soal itu pun menyebar di internet.
Tak ada yang tahu makna covfefe sebenarnya. Banyak yang menganggap Trump salah ketik, meski kemudian Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer angkat bicara soal covfefe.
“Presiden dan sedikit orang tahu persis apa yang ia maksud,” kata Spicer, tanpa menjelaskan lebih lanjut.