Ryamizard Sebut Duterte Perbolehkan Operasi Darat di Filipina

CNN Indonesia
Rabu, 21 Jun 2017 17:42 WIB
Menhan RI Ryamizard Ryacudu mengklaim Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengizinkan patroli darat di negaranya untuk mengantisipasi penyebaran kelompok ISIS.
Menhan Ryamizard Ryacudu menyebut Presiden Rodrigo Duterte mengizinkan patroli darat di Filipina. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengklaim Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengizinkan patroli darat di negaranya untuk mengantisipasi penyebaran kelompok ISIS di Asia Tenggara.

Patroli laut yang dilakukan Filipina, Malaysia dan Indonesia dengan tujuan yang sama telah dimulai dua hari yang lalu.

Namun kendala masih muncul lantaran patroli udara dan patroli darat yang sebelumnya dicanangkan Kemenhan RI masih belum menemui titik terang.
Ryamizard menjelaskan patroli darat itu membutuhkan payung hukum untuk direalisasikan. Hanya saja, dia mengklaim bahwa Duterte telah memberikan lampu hijau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sedang pikirkan karena payung hukumnya belum ada walau Presiden Filipina telah mengiyakan," kata Ryamizard saat ditemui di gedung Kemhan, Jakarta, Rabu (21/6).

Menurutnya, saat dia bertemu dengan Duterte dan Menteri Pertahanan Filipina, keduanya mempersilakan dan mendukung penuh jika ada patroli militer di darat yang dilakukan tiga negara.

Patroli tersebut tidak serta-merta bisa langsung dieksekusi karena dukungan baru dilontarkan oleh presiden. Sedangkan dukungan dari kongres setempat belum didapatkan.
Jikalau pada akhirnya dukungan tak didapat, Ryamizard melontarkan ide agar latihan bersama digelar di tiga negara itu karena ada payung hukum yang melindungi itu.

"Ada satu payung hukum di negara manapun bisa latihan bersama, paling tidak kita latihan di Kalimantan, di Serawak, dan kemudian latihan di rangkaian kepulauan di Filipina Selatan," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
Menurutnya, patroli itu diperlukan agar Indonesia dan Malaysia bisa membantu Filipina mencegah perluasan ISIS ke arah selatan.

Kapal perang Indonesia, Filipina, dan Malaysia mulai bermanuver di sekitar perairan Sulawesi dan Sulu, Filipina selatan, pada awal pekan ini.
Patroli ini dianggap mendesak setelah bentrokan antara militer Filipina dan kelompok Maute di Marawi pecah pada 23 Mei lalu, menewaskan setidaknya 350 orang, termasuk 257 militan, 62 tentara, dan 26 warga sipil.

Militan yang berafiliasi dengan ISIS ini bahkan sempat mengibarkan bendera hitam khas kelompok itu yang menyalahgunakan kalimat 'la ilaha ilallah' atau 'tiada Tuhan selain Allah' di hampir seluruh penjuru kota.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER