Pertama Kalinya, Ilmuwan Lihat Lubang Hitam Telan Bintang

Marry Marsela | CNN Indonesia
Senin, 30 Nov 2015 08:54 WIB
Lubang hitam raksasa yang diketahui bernama All Sky Automated Survey for Supernova 14Li menelan sebuah bintang bernama PGC 43234.
Ilustrasi Black Hole (dok. Nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya, ahli astronomi baru saja menyaksikan bagaimana sebuah bintang ditelan oleh lubang hitam raksasa dalam waktu yang cukup cepat.

Lubang hitam raksasa yang diketahui bernama All Sky Automated Survey for Supernova 14Li atau yang disingkat ASASSN-14Li ini telah menelan sebuah bintang bernama PGC 43234 dan 'mengunyahnya' hanya dalam waktu beberapa minggu.

"Ini adalah pertama kalinya kejadian gangguan tak menentu terjadi, ketika sebuah bintang dihancurkan oleh lubang hitam raksasa dan berhasil diamati menggunakan teleskop optik dan kita berhasil mengamati teleskop radio," kata Gemma Anderson dari Curtin University.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti mengarahkan teleskop radionya selama 20 hari untuk mengamati fenomena langka ini. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aliran dari serpihan-serpihan bintang mengelilingi lubang hitam sehingga membentuk jet dengan cepat.
Bahkan, jet yang terbentuk ini menghasilkan energi lebih banyak daripada yang bisa dihasilkan oleh matahari selama 10 juta tahun.

Lubang hitam ini terletak 300 juta tahun cahaya jauhnya. Ukurannya diperkirakan sekitar satu juta kali dari besarnya matahari. ASASSN-14Li ditemukan ahli astronomi pada tahun lalu.

"Kami telah melihat materi-materi seperti awan gas raksasa jatuh ke dalam piringan lubang hitam dan menghasilkan material sebelumnya, tapi hal ini adalah proses yang memakan waktu jutaan tahun," ungkap Anderson.

Menurut Anderson, ini adalah untuk pertama kalinya lubang hitam menelan sebuah bintang dan menghancurkannya hanya dalam waktu beberapa minggu. Peristiwa ini juga menjadi sebuah konfirmasi bagi para ilmuwan untuk memahami bagaimana proses ketika lubang hitam 'menelan' sesuatu di luar angkasa.

"Hal ini terjadi dengan begitu cepat sehingga kita bisa mengamati evolusi dari proses ini dalam skala waktu manusia," dia menambahkan. (tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER