Mau Lihat Lubang Hitam, Ilmuwan Gabungkan Teleskop di Dunia

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2015 14:39 WIB
Para ilmuwan berencana membuat teleskop yang menghubungkan sistem teleskop pemantau planet untuk memandang lubang hitam di pusat galaksi Bimasakti.
Gambaran lubang hitam Gargantua di film Interstellar. (Dok. Paramount Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para ilmuwan dari penjuru dunia berencana membuat teleskop yang menghubungkan sistem teleskop pemantau planet di sejumlah negara untuk memandang lubang hitam di pusat galaksi Bimasakti.

Teleskop raksasa itu akan diberi nama Event Horizon Telescope (EHT), sekaligus menjadi instrumen pertama yang akan mengambil gambar lubang hitam secara rinci.  Gabungan teleskop ini akan mengkombinasikan data dari banyak teleskop dan diprediksi resolusi gambarnya akan sangat tinggi.

Lubang hitam di Bimasakti itu dikenal dengan nama Sagittarius A-star dan ukurannya empat juta kali lipat lebih besar dari Matahari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Jadi 'Mata' di Antariksa, Begini Cara Kerja Teleskop Hubble

Jika EHT berhasil dibikin, instrumen canggih ini akan membuktikan bahwa lubang hitam memiliki "event horizon", yaitu tepi yang tidak bisa meloloskan apapun. Maksudnya, objek apapun tidak bisa melarikan diri darinya, bahkan cahaya sekalipun.

"Tujuan penciptaan EHT adalah untuk menguji teori Einstein mengenai relativitas umum, memahami bagaimana cara lubang hitam 'melahap' objek, dan membuktikan keberadaan 'event horizon' itu sendiri," tutur salah satu anggota tim, Dan Marrone, seperti dikutip dari situs The Telegraph.

Resolusi EHT rencananya akan dirancang 1.000 kali lipat lebih baik dari teleskop Hubble yang fenomenal itu. EHT diharapkan bisa melihat gas yang berputar-putar pada gerakan akhirnya terhadap "event horizon" lubang hitam.

Jika teori relativitas umum Einstein benar, lubang hitam nanti akan terlihat karena tak ada cahaya satupun bisa kabur dari daya gravitasi yang sangat besar itu.

Sementara menurut Alam Roym dari Max Planck Institute for Radio Astronomy, pembuatan EHT adalah sebuah tantangan logistik demi menambah jumlah instrumen teleskop canggih. Sejauh ini, para ilmuwan memanfaatkan teleskop dari Hawaii, Eropa, Amerika Utara, Chile, hingga Kutub Utara.

Galaksi Bimasakti dipercaya sebagai rumah bagi 25 lubang hitam berukuran kecil, yakni sekitar lima sampai 10 kali lipat dari massa Matahari. Namun, belum ada yang betul-betul melihat satupun dari dekat. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER