Menyerap Semangat Romo Mangun di Era Globalisasi

CNN Indonesia
Selasa, 04 Jul 2017 15:25 WIB
Di era globalisasi, anak muda mulai acuh tak acuh pada situasi sosial. Yuk berkaca pada semangat almarhum Romo Mangun yang inspiratif.
Kalangan muda mulai kehilangan sikap kritis, acuh tak acuh terhadap situasi sosial, dan tidak punya orientasi yang jelas. Benarkah? (Yohannie Linggasari/CNN Indonesia)
Solo, CNN Indonesia -- Era globalisasi memang cukup menjanjikan bagi negara kita. Terutama bagi kemajuan di sektor perdagangan. Selain kemajuan tersebut, sektor komunikasi dan informasi mengalami kemajuan yang pesat. Akibatnya manusia semakin mudah dan cepat dalam bertukar informasi.

Kita juga dapat mengadopsi budaya luar yang sejalan dengan budaya bangsa kita. Meski mendatangkan keuntungan namun kita perlu mewaspadai kerugian akibat globalisasi. Bila kita tidak waspada, globalisasi akan mendatangkan petaka.

Globalisasi menuntut pola pikir yang dinamis. Yang tidak mau mengikuti zaman akan tertinggal. Namun bila kita tidak siap justru kita akan terbawa arus zaman. Inilah yang menimbulkan kekhawatiran terhadap masyarakat Indonesia saat ini.

Kekhawatiran timbul karena masyarakat mulai meninggalkan budaya-budaya lokal. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda mulai terpengaruh budaya barat. Budaya tersebut lama kelamaan mulai menggerogoti moral generasi muda.

Masyarakat Indonesia secara notabene dikenal sebagai masyarakat yang ramah. Karenanya orang asing kagum akan kearifan lokal masyarakat kita. Namun sekarang konsistensi generasi muda untuk mempertahankan nilai-nilai moral bangsa sedang diuji. Terutama dengan maraknya hedonisme dan konsumerisme yang lambat laun mulai mengikis moral generasi muda bangsa kita.

Kita dapat melihat bahwa sebagian besar kaum remaja berjalan dalam koridor yang salah. Kalangan muda mulai kehilangan sikap kritis, acuh tak acuh terhadap situasi sosial, dan tidak punya orientasi yang jelas. Kondisi ini sungguh membuat kita mengelus dada.

Hal tersebut juga dipengaruhi oleh pola pikir liberal melanda sebagian besar kaum remaja. Pola pikir yang demikian sangat bertentangan dengan ideologi negara kita, Pancasila. Generasi muda seharusnya mewarisi nilai-nilai substantif yang termuat dalam Pancasila. Bukan menjadi musuh bagi ideologi bangsa sendiri.

Arus modernisasi membuat generasi muda terombang-ambing dalam perkembangan zaman. Sehingga generasi muda tidak dapat membangun pondasi yang kokoh. Mereka lebih memilih melebarkan popularitas mereka di jagat dunia maya daripada bertegur sapa dengan orang lain di dunia nyata.

Fakta ini membuktikan kehidupan zaman sekarang sudah terbalik. Kita dilahirkan di dunia nyata namun kita lebih memilih membangun dan hidup di dunia maya. Bahkan masalah yang timbul dari ranah medsos pun dibawa ke tengah-tengah masyarakat sehingga masalah semakin berlarut-larut.

Maka jangan heran apabila popularitas telah menjadi nafas hidup bagi sebagian besar orang. Popularitas nampaknya telah membutakan hati nurani kita terhadap kondisi bangsa. Kita sudah darurat karakter kebangsaan. Apakah kita mau memperparah keadaan tersebut?

Di atas kertas negara kita masih menghadapi sebuah PR yang belum terselesaikan. Yaitu masih kentaranya kesenjangan sosial yang menjadi jurang pemisah antara si kaya dan miskin. Fakta tersebut jelas terbalik dengan gaya hidup masyarakat yang mementingkan gengsi semata. Wajar saja bila banyak pihak sangsi terhadap generasi muda jaman ini. Apakah mereka mampu membenahi kondisi masyarakat negara kita di masa yang akan datang?

Usaha menanggulangi kesenjangan sosial dalam masyarakat mustahil terwujud bila kaum remaja kehilangan semangat nasionalisme dan humanisme. Kita dapat berkaca melalui pribadi Y. B Mangunwijaya atau akrab disapa Romo Mangun.

Beliau seorang romo yang juga dikenal sebagai sastrawan, arstitek, dan aktivis. Masyarakat mengenalnya sebagai tokoh yang punya andil dalam perjuangan masyarakat Kali Code dan Kedung Ombo dalam melawan penggusuran. Sebagai romo, ia tidak mau dibatasi oleh tembok gereja. Berbagai usaha ia lakukan untuk membaktikan hidupnya bagi semua kalangan.

Contoh nyata sewaktu Romo Mangun bersama warga Kedung Ombo menolak penggusuran dengan menenggelamkan desa untuk dijadikan waduk. Meski perjuangan kala itu harus dilaluinya di tengah sakit. Tidak ada yang dapat memadamkan semangat romo yang satu ini.

Perjuangan menolak penggusuran juga dilakukan Romo Mangun di lain tempat, yaitu di Kali Code, Yogyakarta. Ia berpendapat bahwa masih ada cara beradab selain opsi penggusuran. Romo Mangun tidak dengan emosi, namun menata kehidupan warga bantaran Kali Code dengan pendekatan intelektual. Dengan pendekatan itulah akhirnya tercipta suatu kawasan yang indah dan manusiawi, serta bebas dari sampah.

Pengalaman-pengalaman Romo Mangun sebagai seorang aktivis dilalui dengan berbagai tantangan. Bukannya takut dan menjauhi resiko-resiko yang ada, justru ia memilih untuk mengambil risiko dan memecahkannya. Kata diam sepertinya tidak ada dalam kamus Romo Mangun. Ia sadar bahwa kehidupannya di masa lalu sebagai seorang pelajar telah menuntunnya untuk mendedikasikan hidupnya bagi bangsa dan negara.

Belajar dari sosok yang tidak kenal diam dalam memperjuangkan hak asasi, banyak hikmah yang dapat dipetik oleh generasi muda.

Jangan sampai potensi kita sebagai genersi muda dibatasi oleh manisnya zaman. Nilai-nilai perjuangan dalam urusan kemanusiaan nampaknya telah lalu saja dalam hidup kaum remaja masa kini. Hal ini tidak boleh terjadi di masa yang akan datang.

Sebagai generasi muda kita punya peran dalam menanggulangi masalah-masalah sosial yang membelenggu masyarakat. Terutama masalah seperti kesenjangan sosial. Kita punya andil untuk menyadarkan banyak orang untuk menutup jurang pemisah tersebut.

Bayang-bayang akan rasa takut dan ragu harus disingkirkan dalam benak kita. Kesadaran kita dalam hal-hal tersebut begitu penting.

Apabila peran pemerintah dirasa belum cukup, kita dapat menjadi kepanjangantangan pemerintah bagi masyarakat. Hapuslah istilah silent majority, karena dengan potensi setiap remaja yang sadar akan kondisi bangsanya kita dapat membuat gebrakan yang membangun masyarakat Indonesia yang semakin baik ke depannya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER