Mahasiswa Harus Berani Keluar dari Zona Nyaman

CNN Indonesia
Kamis, 28 Sep 2017 13:08 WIB
Komunitas mahasiswa Youth Break the Boundaries berhasil menyelenggarakan konferensi pemuda lintas negara dan lintas 30 kampus di Indonesia.
Ilustrasi (Foto: Thinkstock/Jacob Ammentorp Lund)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mahasiswa harus berani keluar dari zona nyaman dan berani berkolaborasi dengan mahasiswa lain dari Indonesia dan dari luar negeri. Itulah tujuan penyelenggaraan kegiatan Youth Education & Enterpreneurship Summit (YEES!) 2017 di Istanbul, Turki, pada 21-25 September lalu.

Kegiatan ini diadakan oleh komunitas mahasiswa Youth Break the Boundaries dan dihadiri peserta mahasiswa lintas negara dan lintas 30 kampus di seluruh Indonesia.

“Mahasiswa Indonesia harus lebih berani break the boundaries, berani keluar dari zona nyaman dan menantang diri mereka untuk rajin berkolaborasi tidak hanya dengan mahasiswa Indonesia lainnya namun juga mahasiswa asing. Dan tentunya tidak hanya di negeri sendiri, tapi berani keluar untuk berkolaborasi dengan dunia internasional,” kata Meldi Latifah Saraswati, CEO dan Co-Founder komunitas Break the Boundaries, dalam keterangannya, Kamis (28/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konferensi yang baru pertama kali diadakan ini berhasil mendatangkan nama-nama besar, seperti: Yavuz Fettahoğlu, Presiden dari GENC MUSIAD, asosiasi pebisnis terbesar dan terkemuka di Turki sebagai keynote speech pembuka.

Kemudian Muhammad Assad (Entrepreneur muda Indonesia dan CEO Rayyan Capital), Ahmad Fuadi (mega bestseller novelist), Murniati Mukhlisin (Wakil Rektor STIE Tazkia dan Penulis Sakinah Finance), Panji Aziz (CEO Isbanban dan Care Indonesia), Ibrahim Malik (YSEALI), dan Renna Zulhizal (I CAN Foundation).

Konferensi yang berlangsung selama 4 hari ini juga menghadirkan program workshop yang menambah kekompakan dan kreativitas serta leadership antarpeserta yang tergabung dalam 8 grup berbeda dengan jumlah hampir 100 peserta penuh.

Firdaus Guritno sebagai Presiden YEES! menuturkan bahwa kegiatan ini juga didukung oleh Bank Indonesia dan mitra organisasi dan media seperti Majalah Konstantinesia, the IDE Indonesia, Komunitas Istanbul & I dan GISBI. “Dukungan semua pihak merupakan semangat dari konferensi pertama ini, dan kepuasan serta kebanggaan yang diberikan para peserta dan pembicara akan pentingnya konferensi ini memacu kami untuk segera mengkonsep konferensi lanjutan tahun depan” kata Firdaus.

Meldi menambahkan, konferensi ini selaras dengan kebutuhan mahasiswa Indonesia dan visi-misi komunitas akan konferensi internasional dan ajang sharing ide, jalin relasi, dan kolaborasi dalam menganalisa permasalahan edukasi dan ekonomi di Indonesia. Konferensi ini akan diadakan kembali pada 2018, pada rentang waktu yang sama yaitu pertengahan bulan September.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER