Bandung, CNN Indonesia -- Hari ini tak seperti biasanya, begitu ramai dan gaduh. Kegaduhan ini berawal dari serangan sekelompok orang di Paris, Perancis. Banyak kalangan mengeluarkan opininya dengan sukarela. Tak sedikit yang menaruh kecurigaan mendalam pada salah satu kelompok yang mengatasnamakan agama.
Hanya dalam beberapa detik saja, dengan kemajuan teknologi masa kini, menjadikan berita tragedi Paris ini menjadi trending topic. Namun, ada satu yang menarik dalam setiap artikel yang sudah tersebar di media mainstream. Artikel yang ada pada umumnya menyebutkan bahwa serangan ini otaknya adalah ISIS.
Jika mendengar kata tersebut maka sudah pasti salah satu agama akan terpojokkan karena masyarakat berpandangan bahwa ISIS itu identik dengan agama Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kejadian ini, tak sedikit umat Islam yang menyalahkan media tentang pemberitaan yang ada. Lantas, siapa sebenarnya yang salah dalam fenomena ini?
Mungkin bagi umat Islam yang tidak ingin disalahkan berpedoman pada QS. 21: 107 “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Ayat Al-Quran diatas paling tidak menyebutkan bahwa Islam adalah rahmat bagi alam semesta. Jadi, bila ada umat Islam yang bergabung dengan aliran radikal atau bahkan teroris maka sudah dipastikan bahwa orang tersebut bukanlah umat Islam.
Media juga dalam perspektif ini mungkin berdalih hanya sebagai penyampai informasi saja. Media bisa melakukan seperti ini karena memiliki celah bahwa Islam itu rapuh karena umat Islamnya sendiri. Artinya antar umat Islam itu tidak lagi kuat karena tidak lagi bersatu. Bila informasi tidak disampaikan dengan cepat mungkin media tersebut akan terlindas oleh media lainnya. Ya, dalam kasus ini media akan kehilangan loyalitas dari khalayak yang menginginkan informasi cepat.
Tragedi Paris ini sebaiknya tidak lagi menjadi momentum untuk saling menyalahkan. Serangan di Paris dikaitkan dengan ISIS. ISIS diidentikkan dengan agama Islam. Jadi, akhirnya agama Islam itu salah dan akan menambah banyak
Islamophobia di berbagai penjuru dunia. Media pun disalahkan oleh pihak-pihak yang tidak menerima bahwa Islam diidentikkan dengan ISIS.
Lantas sebagai umat Islam, apa yang seharusnya dilakukan?
Mulai berbenah diri sendiri Mulailah dari diri sendiri untuk berbenah diri. Tak sedikit orang yang mengaku dirinya Islam tapi masih keluar dari syariat Islam. Menjadi pejuang bagi diri sendiri lebih baik daripada menyalahkan orang lain. Pejuang bagi diri sendiri disini minimal dengan tidak melupakan apa yang menjadi kewajibannya di dunia. Sebagai umat Islam, kewajibannya (bila secara sempit) hanya pada hablumminallah dan hablumminannas.
Mulai dari hal kecil Kebanyakan orang seringkali menganggap hal kecil ini sebelah mata. Padahal suatu hal yang kecil itu bisa berdampak besar bila terus menerus tidak diberikan perhatian. Mulai dari hal kecil misalnya dari yang jarang mengerjakan salat menjadi rajin mengerjakan salat, awalnya sering mencari kesalahan orang lain menjadi umat yang saling nasihat-menasihati agar Islam semakin kuat, dan sebagainya.
Apa yang dituliskan diatas hanya akan menjadi konsep saja bila tidak dilakukan. Maka tragedi di Paris ini lebih baik dijadikan sebagai momentum agar umat Islam kembali berintrospeksi. Mulai dari pembenahan diri sendiri sampai akhirnya umat Islam ini bersatu dan menjadi kuat kembali. Kuat di sini bukan dalam arti untuk ditakuti tapi jadilah umat Islam yang kuat karena keimanan dan ketakwaannya.