Bikin Perjanjian Penggunaan Ponsel dengan Anak

CNN Indonesia
Selasa, 15 Des 2015 15:02 WIB
Perjanjian mengenai penggunaan ponsel sangatlah membantu anak anda untuk belajar bertanggung jawab atas hak yang telah dimilikinya.
Ilustrasi (Thinkstock/Antonio_Diaz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian di Pew Research Center melaporkan bahwa 6 dari 10 remaja usia belasan memiliki akses smartphone dan 94 persen di antaranya online setiap hari. Biar tak berakibat buruk, perlu lho dibuatkan kontrak atau perjanjian dengan anak mengenai penggunaan ponsel atau smartphone.

Adanya perjanjian mengenai penggunaan ponsel sangatlah membantu anak anda untuk belajar bertanggung jawab atas hak yang telah dimilikinya. Tapi, perjanjian kontrak antara orangtua dan anak ini tentu tidak memerlukan pengacara seperti layaknya kontrak formal. Jelaskan saja kepada anak anda mengenai apa guna kontrak yang anda buat tersebut, serta mengenai semua hak ataupun konsekuensi yang tertera di dalam perjanjian tersebut.

Di zaman yang modern seperti sekarang ini, ponsel yang sudah berubah jenis menjadi smartphone, merupakan jembatan ke mana saja. Melalui barang seukuran tangan tersebut, anak dapat mengakses banyak hal dengan sangat mudah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berilah penjelasan kepada anak anda bahwa anda melakukan perjanjian ini guna mencegah anak anda dari efek buruk penggunaan ponsel di masa kini. Sudah menjadi tugas para orangtua untuk melindungi anak-anaknya dari bahaya yang ada.

Penulis buku Kindness Wins, Galit Breen, yang memiliki anak anak perempuan berusia 11 tahun mengatakan bahwa anaknya harus memiliki ekspektasi yang rendah mengenai privasi ponselnya dari kedua orangtuanya. Karena apabila ia melarang orangtuanya untuk mengakses ponselnya, maka ia akan kehilangan hak akan ponselnya sampai ia mau terbuka kembali dengan orangtuanya.

You will mess up. I will take away your phone. We will sit down and talk about it. We will start all over again. You and I, we are always learning. I am your team. We are in this together,” tulis Janell Burley Hoffman penggagas “Slow Tech Parenting”, pada kontraknya dengan anaknya berusia 13 tahun mengenai penggunaan ponsel.

Ada beberapa hal yang perlu dibicarakan terlebih dahulu dengan anak mengenai penggunaan dan peraturan yang akan dibuat, yaitu:

Why?
Mengapa anda memutuskan untuk memberikan ponsel kepada anak anda? Apakah karena aktivitas sekolah anak yang terkadang sampai sore? Apakah karena kelakuan anak yang baik? Atau hanya sekedar ingin mengajarkan sikap tanggung jawab? Atau karena semua alasan tersebut?

Who?
Siapa sajakah yang anak anda boleh masukkan ke dalam kontak ponselnya? Telepon siapakah yang harus selalu diangkat?

What?
Apa yang akan terjadi apabila anak anda merusak atau menghilangkan ponselnya?

Where?
Ke mana sajakah anak anda boleh membawa ponselnya? Sekolah? Kamar tidur? Kamar mandi?

When?
Kapan anak anda boleh diperbolehkan menggunakan ponselnya? Apakah hanya pukul 8 pagi sampai 8 malam saja?

How?
Bagaimanakah ia dapat menggunakan ponselnya? Aplikasi apa saja yang boleh ia download? Pada saat seperti apa ia perlu meminta izin kepada orangtuanya? Keenam hal tersebut harus dibicarakan dengan anak anda terlebih dahulu untuk membuat kontrak penggunaan ponsel.

Jelaskan semua alasan ditentukannya aturan-aturan tersebut agar mereka dapat lebih mengerti keadaannya. Setelah jelas semuanya barulah cetak kontrak tersebut dan tandatangani dari kedua belah pihak seperti kontrak formal pada umumnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER