Jakarta Selatan, CNN Indonesia -- Perkembangan teknologi digital membuat kita familiar dengan segala bentuk media sosial yang bermunculan. Menurut data yang dirilis oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), jumlah pengguna Internet pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta. Angka tersebut naik dari 71,2 juta di tahun sebelumnya. Dan seperti yang diinformasikan Samuel A. Pangerapan, ketua Umum APJII, peningkatan tersebut tak lepas dari semakin populernya media sosial, seperti Facebook Twitter, Path, Instagram, dan sejenisnya.
Pengguna media sosial di Indonesia juga aktif menyebarkan konten-konten informasi mulai dari yang berbau politik, sosial, ekonomi, hingga guyonan ringan. Bahkan, tak jarang pesan sarat kebencian, adu domba berbau SARA, hingga penyebarluasan berita bohong atau yang dikenal dengan istilah
hoax sering terjadi di dunia maya.
Akhir-akhir ini juga masyarakat Indonesia juga sering sekali memberi “hukuman” terhadap status atau lontaran komentar yang dianggap “ngaco” dengan membuat
meme plesetan. Yang paling anyar adalah ucapan Hakim Ketua Parlas Nababan yang menyatakan hutan terbakar tidak merusak lingkungan hidup karena bisa ditanam kembali. Sontak, netizen pun menjadi marah dengan isu yang beredar tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, berita-berita yang tidak masuk akal dan aneh yang sering tersebar melalui sistem
broadcast dan
share juga sering sekali ditemui di media sosial. Parahnya, ada saja para netizen yang percaya dengan berita
hoax dan menyebarkannya kembali sehingga mengundang komentar dan debat kusir. Nah, jangan sampai kita mudah saja percaya dengan segala sesuatu yang tersebar di media sosial. Berikut ada 5 tips yang bisa kita lakukan agar tidak mudah terjebak
hoax dan isu negatif, yaitu:
1. Perhatikan Sumber Beritanya Setelah kamu membaca suatu postingan atau artikel apapun di Internet, lihat darimana sumbernya berasal. Apakah itu situs yang cukup
verified? Atau berasal dari orang yang kredibel? Lihat juga jangan-jangan itu berasal dari situs berita parodi atau tulisan dari blog tidak jelas.
2. Ask The Expert Terkadang, para pengguna media sosial ingin terlihat “
involve” terhadap tren yang sedang dibicarakan. Namun, sebenarnya tidak terlalu mengerti tentang topik berita dan lalu memberikan komentar yang cenderung “asal”. Nah, sebaiknya kita bisa bertanya kepada teman yang mungkin lebih mengerti, atau cari tahu melalui
seacrh engine tentang topik yang ada dan lihat dari berbagai perspektif.
3. Foto dan Video Belum Tentu Asli Sebelum memencet tombol “
share”, pastikan kamu membagikan hanya berita yang sudah jelas sumbernya. Manipulasi foto dan video bukan lagi menjadi hal yang sulit dilakukan dengan dukungan teknologi terkini.
So be more careful!
4. Baca Keseluruhan Berita Judul serta satu paragraf pertama belum tentu bisa menjelaskan inti berita yang sebenarnya. Apalagi di masa media
online semakin menjamur, Judul dan ringkasan berita yang provokatif sering sekali dibuat oleh para penulis berita untuk mendapatkan atensi pembaca. Sering kan menemukan judul dan isi berita yang tidak sesuai? Makanya, baca sampai habis ya beritanya!
5.Kritis dan Skeptis Memiliki pandangan yang objektif memang cukup sulit untuk dilakukan karena setiap individu pasti punya bias tersendiri yang dipengaruhi oleh nilai yang dipercaya. Tapi, bersifat kritis dan skeptis terhadap satu pemberitaan dan topik yang sedang “
on trend” dan berusaha melihat dari berbagai perspektif akan membantu kamu tidak mudah percaya berita
hoax di media sosial.
Nah, semoga 5 tips di atas bisa membuat kamu untuk tidak mudah terprovokasi berita
hoax dan isu-isu yang belum tentu benar yang tersebar di media sosial. Jangan sampai punya smartphone tetapi penggunanya kurang “
smart”, hehe.
Be a smart social savvy!
Cheers!