Tabanan, CNN Indonesia -- Hampir sebagian besar masyarakat, tentunya mengenal hari ulang tahun. Dulunya sebelum masuk budaya barat, masyarakat nusantara mengenal perayaan ulang tahun dengan berbagai istilah. Jika di Jawa dikenal dengan istilah
selametan, dalam tradisi umat Hindu Bali, istilah untuk hari kelahiran ini disebut
Otonan. Uniknya perayaan ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.
Seperti apa perayaannya? berikut informasinya.
Tradisi
Otonan adalah tradisi untuk merayakan hari ulang tahun ala masyarakat Bali. Upacara ini unik, karena tidak seperti perayaan ulang tahun pada umumnya. Biasanya ulang tahun dilakukan setahun sekali,
Otonan ini justru dirayakan setiap 6 bulan sekali. Hitungan harinya berdasarkan perhitungan adat Hindu, yang disebut
wewaraan dan
wuku atau
pawukon. Aturannya upacara
Otonan dilaksanakan pertama kali, saat usia bayi berumur 210 hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Oton itu kan jatuh 6 bulan sekali, sesuai dengan kalender bali. Nah, kalender bali sebulan itu 35 hari. Setiap enam bulan jatuh satu pengotonan,” ujar Jro Mangku Ketut Miasa Putra, dalam upacara pengotonan untuk Kadek Kayu Hujan di Desa Adat Ole, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali pada Buda Umanis, Julung Wangi, Rabu (27/1).
Para orang tua di Bali sengaja menggelar
Otonan untuk anaknya, sebagai wujud permohonan berkat kepada Tuhan agar si anak mendapat keselamatan dan kesejahteraan. Perayaan ini jika memasuki
Otonan Ke-3, akan ditambahkan ritual potong rambut kepada si anak. Ritual hanya diadakan sekali saja, dan berguna untuk membersihkan kotoran pada kulit kepala.
Ketut Miasa menuturkan, rambut yang dipotong ini juga diikutsertakan dalam upacara, sebagai makna pembersihan diri. “Ritual potong rambut itu filosofinya, menghilangkan sebel istilahnya. Itu adalah sifat-sifat negatif dan kotoran yang ada dikepala anak itu,” tutur Miasa.
Tata cara upacara dilaksanakan dengan membuat sesajen, lalu dilakukan pemujaan Tuhan sesuai adat Hindu. Apabila upacara
Otonan bertepatan dengan bulan purnama, maka akan diadakan lebih meriah. Upacara
Otonan juga bermakna sebagai ungkapan rasa syukur, dan terima kasih kepada Hyang Widhi atas berkah dan rahmat yang telah diberikan.
Makna-makna dari tradisi seperti ini, perlu dipahami oleh masyarakat.
Otonan adalah satu dari banyaknya tradisi yang menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan
Otonan, umat Hindu di Bali mampu meningkatkan nilai positif, dan mengurangi nilai negatif di dalam diri.
(ded/ded)