Jakarta, CNN Indonesia -- Pernah terbayang nggak, gimana caranya makhluk hidup di laut dalam bisa hidup? Soalnya di sana sangat gelap karena sinar matahari tidak bisa menembus.
Makhluk-makhluk di laut dalam bisa bertahan hidup dalam kegelapan karena mereka berevolusi dengan cara unik, yaitu proses yang dikenal dengan
bioluminesensi.
Bioluminesensi adalah cahaya yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tubuh makhluk hidup. Beberapa makhluk laut mengeluarkan cahaya terus menerus, tetapi ada juga yang cahayanya berkedip-kedip. Jadi, meskipun tidak dapat cahaya matahari, mereka punya cahaya lain sebagai pengganti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memproduksi cahaya ini dibutuhkan setidaknya dua bahan kimia yaitu
luciferin, zat kimia yang menciptakan cahaya dan
luciferase, enzim yang mempercepat laju reaksi kimia. Ketika dua zat ini tercampur dengan adanya oksigen, maka cahaya bisa dihasilkan.
Warna cahaya yang biasanya dihasilkan oleh biota laut adalah biru-hijau, karena mereka sensitif terhadap warna biru. Ada, sih, warna lain, contohnya cahaya merah yang dihasilkan Malacosteus atau ikan
Loosejaws. Warna ini menguntungkan mereka karena cahayanya bisa digunakan untuk melihat mangsa tanpa disadari mangsa tersebut.
Makhluk-makhluk ini menghasilkan cahaya untuk berbagai alasan. Selain untuk menarik mangsa, spesies tertentu dari cumi-cumi air dangkal menghasilkan cahaya untuk berbaur dengan cahaya bulan.
Beberapa makhluk lain menggunakan cahaya mereka untuk navigasi. Spesies
Crustacea tertentu mengirimkan cahaya sebagai sinyal kode kepada lawan jenis selama musim kawin. Bahkan ada spesies ikan tertentu yang menggunakan
bioluminesensi sebagai "lampu tidur". Unik banget, ya.
Oh iya,
bioluminesensi ini nggak hanya ditemukan di laut, tapi ada di darat juga. Contohnya jamur dengan genus
Mycena yang banyak ditemukan di Brazil dan kunang-kunang.
(ded/ded)