Jakarta, CNN Indonesia -- Semut telah bertani lebih dari 55 juta tahun lalu untuk menghidupi kelompoknya. Jauh lebih purba dari manusia, yang baru mulai bertani sekitar 12.000 tahun yang lalu.
Semut telah mengembangkan teknik pertanian mereka selama 49.988.000 tahun lalu, sementara primata sendiri baru muncul pada masa itu, atau sekitar 10-15 juta tahun setelah kepunahan dinosaurus.
Tidak mengherankan jika koloni semut memiliki sistem pertanian yang canggih. Di puncak kemampuan pertanian mereka adalah kemampuan memotong daun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga mengelola kebun jamur sebagai makanan unik untuk koloni mereka. Semut juga sangat paham dalam menyiapkan tanah, tanaman, rumput dan pupuk.
Semut-semut bergotong royong menghindari tanaman mereka dari hama. Setiap semut memiliki tugasnya masing-masing. Semut kecil akan bertugas berkebun sambil memberi makanan kepada larva-larva semut lainya.
Sedangkan semut yang besar bertugas untuk membawa stek daun dan mempertahankan sarang dari penyusup.
Jika dibandingkan dengan manusia, semut memiliki skala yang jauh lebih kecil terkait lahan pertanian manusia. Namun, mereka dapat memotong daun sebanyak yang dibutuhkan seekor sapi dewasa, lho.
Semut seperti insinyur dalam sebuah ekosistem. Semut memotong daun dan mendaur ulang nutrisi ke dalam tanah. Uniknya sistem pertanian mereka terbentuk berkelanjutan dan tumbuh secara alami.
Limbah dari kebun mereka dikumpulkan untuk kompos, oleh pekerja semut yang bertugas. Mereka menyusunnya secara rapi dan berurutan dengan pekerja yang lainnya. Semua yang dilakukan semut telah menjadikan mereka petani yang sukses dan tidak pernah merasakan kekurangan makanan.
(ded/ded)