Jakarta, CNN Indonesia -- Kalau kamu termasuk siswa yang populer atau berpengaruh, sebaiknya manfaatkan itu untuk kebaikan ya. Salah satunya untuk menghindari
bullying terjadi di sekolahmu.
Itu bukan isapan jempol. Sebuah penelitian di Princeton, Rutgers University dan Yale University, membuktikan hal tersebut. Mereka memilih 56 siswa populer.
Para siswa populer itu kemudian dilatih menjadi agen penengah konflik, penyebar pesan bahaya
bullying dan konflik di sekolah. Mereka berkampanye lewat sosial media, poster, dan aksesoris warna-warni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah siswa-siswa populer itu bisa memberikan pengaruh pada iklim sosial di sekolahnya. Ini untuk membalik situasi bahwa biasanya
bullying justru mengacu pada sosok siswa yang populer.
Setelah setahun berjalan, ternyata hasilnya bagus lho. Sekolah merasakan penurunan kasus intimidasi sampai 30 persen.
Siapa saja siswa yang populer itu? Tim peneliti mendistribusikan poling kepada 24.191 siswa dari berbagai sekolah. Mereka masing-masing diminta mencalonkan 10 siswa yang dianggapnya populer.
Kriterianya adalah siswa yang memiliki citra baik dan memiliki kegiatan yang sehat, baik dalam atau di luar sekolah. Mereka harus bersedia dilatih dan menjadi agen perdamaian.
Para agen kemudian dipilih, sampai kemudian terkumpul 56 siswa. Mereka disebar dan kemudian membentuk jaringan nonkonflik di setiap sekolah. Menurut peneliti, penelitian itu membuktikan bahwa
bullying bisa diatasi, salah satunya dengan melakukan kampanye dari sosok-sosok populer di sekolah.
Kamu termasuk yang mana? Kalau termasuk yang populer, ayo menjadi agen penengah konflik. Jangan justru menjadi pemicu
bullying di sekolah ya.
(ded/ded)