Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa yang tidak mengenal Bumerang. Ini adalah alat berburu dari suku Aborigin di Australia, meski beberapa kebudayaan purba di benua lain juga disebut pernah mengenal konsep bumerang itu.
Kalian tahu, bumerang saat ini sedang ramai dimainkan. Bahkan sudah ada komunitasnya.
Sebenarnya ada dua macam bumerang. Satu, bumerang yang terbang dengan jalur melingkar dan kembali ke tangan pelemparnya. Kedua, bumerang yang dilempar takkan kembali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya memiliki minimal 2 sayap. Bumerang yang dapat kembali, saat dilempar, bentuknya yang bengkok menyebabkan perputaran pada titik pusat dan menstabilkan pergerakannya.
Sayapnya itu memiliki desain
airfoil yang menghasilkan putaran dan menciptakan jalur terbang yang melengkung.
Hanya saja, bumerang jenis pertama yang berukuran antara 30-60 cm ini tak cocok untuk berburu karena sulit diarahkan. Kalau kena target, bumerang ini takkan kembali kepada pelemparnya.
Sedangkan bumerang jenis kedua, berbentuk potongan melengkung. Panjangnya sekitar 1 meter. Tak heran kalau bobotnya lebih berat.
Bumerang jenis kedua tak mempunyai sayap dan desain inilah yang membuatnya tak bisa kembali. Tapi kalian tahu, bentuknya yang lekukan yang berbeda dengan jenis pertama, membuat bumerang ini dapat terbang dengan mudah di udara.
Secara keseluruhan, bumerang sebetulnya sulit mengenai target jika dilempar. Kalau kamu ikut komunitas, bermain bumerang hanyalah untuk bersenang-senang.
(ded/ded)