Tangerang Selatan, CNN Indonesia -- Anak merupakan aset orang tua yang harus dijaga dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa, agar aset yang orang tua miliki tersebut tetap utuh terjaga dengan sempurna. Anak adalah titipan sang ilahi yang harus dijaga dan disayang sampai akhir waktu usia manusia. Seseorang yang berprofesi sebagai orang tua harus bisa membimbing anaknya sampai mereka tumbuh dewasa dan membimbing mereka untuk menggapai cita–citanya agar tercipta masa depan yang cerah. Ada istilah mengatakan, bahagia anak adalah bahagia orang tua.
Namun, banyak orang tua yang mengalami kesulitan memahami perilaku anak–anaknya yang sering kali sulit untuk dimengerti dan yang tidak masuk akal. Seringkali orang tua dibuat pusing dengan anak yang susah diatur dan melawan perkataan orang tua. Banyak faktor–faktor yang menyebabkan si anak menjadi super nakal di antaranya faktor lingkungan sekolah maupun rumah. Orang tua harus mampu menjaga dan selalu ada untuk sang anak, dengan siapakah mereka bergaul, apa kegiatan yang mereka lakukan, dan lain sebagainya.
Untuk memahami anak dan membantu perkembangan fisik, intelektual, sosial, dan emosional mereka, orang tua harus memiliki pengetahuan tentang perilaku manusia sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat mengenai anak-anak mereka dan dapat berperilaku dengan cara–cara yang dirancang untuk menstimulasi perkembangan anak–anaknya. Yang terpenting untuk perkembangan anak, carilah lingkungan rumah dan sekolah yang nyaman dan ramah agar dapat tercipta anak dengan perilaku yang baik dan santun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah adalah lingkungan belajar dimana anak–anak harus menguasai banyak keterampilan. Banyak dari keterampilan ini diajarkan secara kebetulan. Bahkan diantara orang tua yang benar–benar berusaha secara cermat meneruskan keterampilan, ada banyak yang menolak untuk menerima tingkat prestasi anak yang sekarang dengan alasan akan menghambat perkembangan si anak. Bagi si anak, tidak ada yang pernah menjadi cukup baik karena sesuatu akan selalu dapat menjadi lebih baik.
Yang Memotivasi Seorang Anak
Pandanglah anak bahwa mereka adalah makhluk sosial dan arahkan mereka agar dapat menemukan tempat di dalam kelompok yang penting bagi mereka. Didalam latar keluarga, orang tua dapat memahami perilaku anak hanya memandang perilaku seperti ini sebagai usaha anak untuk diakui, untuk merasa penting untuk merasa dimiliki. Baik adanya ketika orang tua memfungsikan anaknya didalam keluarga, agar mereka merasa bahwa mereka ada.
Anak bertumbuh tidak secara terpisah. Semua perilaku mereka seperti bahasa, permainan, emosi, dan keterampilan yang dipelajari dan dikembangkan didalam situasi sosial seperti rumah, sekolah, dan komunitas. Akibatnya, perilaku ini dapat dimengerti hanya jika dipandang berkenaan dengan konteks sosial di mana perilaku ini diperoleh. Seorang anak tidak dapat dipertimbangkan terpisah dari keluarga mereka walaupun perilaku sekolah mempunyai titik acunya.
Tidak ada yang lebih penting di dalam kehidupan dibandingkan keluarga asli karena di sanalah basis kepribadian seorang anak terbentuk. Di dalam lingkungan keluarganya, seorang anak membentuk gagasan mengenai kehidupan, diri mereka sendiri dan orang lain, gagasan yang akan membentuk prinsip penuntun sepanjang hidupnya. Jika keluarga dapat memberikan contoh baik terhadap anaknya maka mereka akan mengaplikasikan dirinya seperti keluarganya. Namun jika sebaliknya, akan berdampak sebaliknya pula.
Sejak bayi dan seterusnya, anak kecil berusaha mendapatkan cara–cara berperilaku yang akan memperoleh pengakuan, perasaan penting, dan perasaan dimiliki di dalam keluarga. Di dalam upaya awal mereka untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan–pertanyaan, “Siapa saya? Apa saya ini? Siapa orang-orang di sekeliling saya ini? Apa yang dapat saya lakukan, bagaimana saya dapat diterima?” anak–anak akan mencoba berbagai cara berperilaku dan mengamati konsekuensinya.
Pola Perilaku Unik Seorang Anak
Manusia mempunyai cara tersendiri untuk berperilaku yang membedakan manusia dengan manusia lainnya. Memiliki pandangan khusus mengenai diri manusia sendiri dan mengenai hubungan dengan lingkungan. Cara khas berperilaku ini dapat diacu sebagai “kepribadian” atau “gaya hidup.” Untuk memahami anak, orang tua harus sadar akan gaya hidup si anak dan memahami faktor-faktor yang mengaplikasikan pembentukan gaya hidupnya. Pembentukan gaya hidup dimulai sejak lahir ketika bayi berusaha memahami dunia mereka dan hubungan mereka dengannya.
Gaya hidup adalah hasil dari tafsiran anak akan lingkungnnya selama tahun–tahun awal kehidupannya. Bukan pengalaman khusus yang dijalani si anak, melainkan kesimpulan yang ditarik dari pengalaman itulah yang menentukan gaya hidup. Pada waktu anak berusia lima atau enam tahun, mereka mulai memadukan kesan subjektif mereka tentang kehidupan keluarga kedalam cara–cara khas berperilaku, gaya hidup mereka, rencana kehidupan si anak yang berulang sepanjang hidup seperti halnya melodi didalam sebuah lagu.
Karena alasan ini, pendidikan orang tua adalah yang paling penting karena di usia lima sampai enam tahun merupakan proses masa kembang si anak dan seterusnya. Pada awalsi anak mulai bersekolah, gaya hidup mereka sudah mulai stabil dan sikap mereka terhadap lingkungannya akan mewarnai tiap pengalaman baru. Sekolah bukanlah pengalaman yang sepenuhnya baru bagi si anak, dan mereka akan memaksakan guru dan teman – temannya untuk mengenalinya dan memperlihatkan cara mereka ingin diperlakukan.
Pentingnya Keseimbangan Kasih Sayang Keluarga
Anak–anak tidak tumbuh secara terpisah, tetapi merupakan bagian dari kelompok keluarga. Keluarga tidak hanya orang tua tetapi juga mempunyai saudara kandung, dan saudara kandung inilah yang memberikan pengaruh terbesar pada anak. Ada anak sulung dan anak kedua dan seterusnya.
Anak sulung berada dalam posisi yang unik karena menjadi anak tunggal selama satu atau dua tahun. Selama masa itu anak merupakan satu–satunya objek perhatian orang tua, menderita karena orangtua yang tidak berpengalaman, dan menjadi sasaran tekanan yang lebih besar, penyelidikan yang lebih cermat, dan harapan yang lebih tinggi dibandingkan anggota keluarga yang lain.
Anak kedua hampir selalu akan menjadi apa yang bukan anak pertama. Sementara anak kedua mencari perilaku yang akan memberinya tempat di dalam keluarga, ia akan menjadi sadar bahwa ada seseorang yang lebih tua, lebih besar. Anak kedua akan menghindarinya dengan hati–hati, karena tidak ada gunanya bersaing dengan orang lebih mampu sementara ada begitu banyak jalan lain tersedia yang akan mencapai tujuan yang sama untuk merasa diterima.
Namun ketika anggota keluarga lebih dari 2, biasanya mereka akan terlihat akur dan kompak satu sama lain. Mungkin ini disebabkan karena banyaknya anggota keluarga sehingga tidak ada dorongan apapun untuk saling bersaing. Yang timbul hanya rasa kebersamaan yang melekat satu sama lain.
Yang paling penting di dalam keluarga yakni kasih sayang orang tua yang seimbang terhadap anaknya. Tidak membedakan antara anggota satu dengan anggota keluarga lainnya. Kasih sayang orang tua adalah hal yang paling terpenting dalam hidup seorang anak. Karena kasih sayang orang tua akan membangkitkan dan pemberi semangat hidup si anak untuk mencapai masa depannya yang gemilang.
(ded/ded)