Buleleng, CNN Indonesia -- Banyak pilihan untuk bisa membentuk karakter siswa di sekolah, salah satunya dengan membuat komunitas teater. Dengan berteater, siswa bisa mengenal berbagai karakter yang dimiliki manusia. Bahkan bisa memilah mana yang baik, dan mana yang buruk. Seperti yang di pelajari oleh para siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas di kota Singaraja berikut ini.
Membayangkan sekolah, mungkin yang terbesit adalah melulu hanya belajar di kelas, dengan mata pelajaran yang menumpuk setiap harinya. Padahal, sebenarnya sekolah tak hanya seperti itu. Banyak pilihan ekstra kurikuler menarik, yang justru bisa untuk bisa membangun karakter siswa. Tentunya, diluar proses belajar mengajar dikelas, dan bersifat non akademis.
Salah satunya seperti yang dilakukan siswa-siswi SMA Laboratorium Undiksha Singaraja berikut ini, para siswa yang terdiri dari 30 orang ini tergabung dalam komonitas bernama Teater Ilalang. Mereka melakukan pementasan teater di sekolahnya sendiri. Dan tak tanggung-tanggung, naskah yang dibawakan pun bisa dikatakan sangat sulit untuk mereka. Walau masih belum menguasai seluru materi, para siswa ini sangat apik membawakan naskah GERR, drama karya Putu Wijaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Bermain teater dengan naskah seperti ini, dari saya yang pemalu awalnya terasa sangat berat. Tapi teman-teman selalu menyemangati saya dan terus mengatakan kamu pasti bisa”, ungkap Lakhsmi Puspita, siswi yang berperan sebagai ibu di Pementasan Drama GERR oleh Teater Ilalang.
GERR sendiri merupakan naskah yang menceritakan tentang kematian seorang manusia bernama Bima, yang hidup lagi. Saat upacara penguburan, semua keluarga menangis sejadinya-jadinya. Semua menyatakan ketidakrelaan atas nasib yang diterima Bima.
Banyak karakter yang tercipta dalam setiap penokohan. Peran yang dibawakan membuat para siswa, mengenal baik dan buruk dalam setiap karakter. Mereka juga menjadikan teater, sebagai ajang untuk mengenal pribadi masing-masing.
“Setelah saya berteater dengan teman-teman, sempat ada yang menyangka saya dan teman saya adalah keluarga. Dia heran kok kami bisa deket sekali”, ujar John Leonard yang merasa dengan berteater. keakraban yang terjalin sudah layaknya bersaudara.
Selain untuk mengenal diri pribadi, teater juga penting sebagai penguat karakter dengan rasa cinta budaya sendiri. Teater tak hanya menjadikan anak sebagai seniman saja, namun di dalamnya juga terdapat transformasi nilai-nilai tradisi yang baik. Kejujuran, kedisiplinan, rajin membaca, toleransi, kemanusiaan seperti rasa, cinta dan nilai-nilai lainnya dapat dirasakan saat bergabung di komunitas teater. #LombaMenulisHardiknas
(ded/ded)