Jakarta, CNN Indonesia -- Aku mau bermain adalah
mindset sebagian besar anak-anak di sekolah. Setiap pagi anak-anak terlihat semangat bersekolah, tidak sedikit dari mereka yang datang 10-30 menit lebih awal dari jam masuk sekolah.
Ada beberapa area yang biasanya sudah dipenuhi siswa sebelum jam masuk sekolah, yaitu: lapangan futsal, lapangan basket, area outbound, area
playground, ada juga yang berada di pojok kelas masing-masing. Mereka semua asyik bermain dengan teman-temannya sesuai dengan apa yang mereka gemari.
Ada yang lebih memilih bermain bola, bermain basket, bermain ayunan sambil bercerita dengan teman di sebelahnya, ada yang membaca buku di perpustakaan kelas, ada juga yang lebih memilih bermain dengan mainan yang ada di kelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata momen pagi itulah yang membuat para siswa bersemangat datang ke sekolah, sehingga berdasarkan pengalaman kami mengajar di kelas, sedikit sekali siswa yang tidak masuk karena malas bersekolah, terkecuali jika pada saat sakit atau ada keperluan keluarga. Hal tersebut terlihat jelas dari rekap absensi kehadiran siswa di setiap kelas, dari lima kelas yang saya jadikan sampling dari mulai bulan Juli – Desember 2015, presentase kehadiran siswa di atas 95%.
NO | Nama Kelas | Persentase Kehadiran | Persentase Ketidakhadiran (Sakit : izin : alpa) |
1 | SD 1 Sisingamangaraja | 93,0 | 4,5 : 2,2 : 0,3 |
2 | SD 1 Muhammad Hatta | 96,9 | 2,8 : 0,4 : 0,0 |
3 | SD 1 Jend. Sudirman | 95,5 | 2,4 : 2,1 : 0,0 |
4 | SD 2 Pangeran Diponegoro | 94,2 | 3,1 : 2,7 : 0,0 |
5 | SD 2 Sultan Hassanudin | 96,4 | 2,3 : 1,2 : 0.1 |
| TOTAL RATA-RATA | 95,2 | 3,0 : 1,7 : 0,1 |
Selain di pagi hari sebelum kegiatan kelas dimulai, ada pula waktu-waktu lain yang bisa mereka gunakan untuk bermain, seperti pada siang hari setelah makan dan shalat berjamaah dan setelah pulang sekolah.
Memang
mindset itulah yang kami bentuk, terlebih untuk anak-anak usia dini.
They come to school to play, tinggal tugas guru untuk terus berkreasi mengembangkan ide-ide pembelajaran agar siswa tetap dapat mencapai
outcomes dengan bermain. Dan salah satu prinsip kami adalah
how is the way the get something from playing? Yaitu bagaimana menciptakan setiap kegiatan belajar yang menyenangkan, siswa dapat mencapai target belajar secara alamiah dengan bermain tanpa tekanan.
Kegiatan bermain yang terencana dapat menghasilkan capaian kemampuan kogitif siswa. Kami juga terbiasa membuat perangkat pembelajaran dalam bentuk
games, sehingga siswa dapat lebih menikmati proses pembelajaran.
Seperti yang dituliskan oleh Vigotsky, bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9). Permainan merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir semua benda dapat dijadikan sebagai alat permainan.
Pada saat bermain anak belajar suatu objek, secara sadar atau tidak sadar mereka belajar dari sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, bermain itu sangat penting untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh informasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan, sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan aktivitas yang dilakukan.
Sekarang kita sepakat ya ayah bunda, bahwa anak-anak kita harus mendapat kesempatan untuk bermain. Banyak jenis permainan yang bisa diberikan juga ke anak-anak pada saat di rumah untuk meningkatkan kreativitas, kekompakan, semangat juang dan kenyamanan anak-anak.
Tidak hanya mampu meningkatkan kemampuan akademis siswa, dengan bermain akan tumbuh kemampuan bersosialisasi pada siswa. Bermain adalah cara atau jalan bagi anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran, perasaan dan cara mereka menjelajahi dunia lingkungannya termasuk membantu anak dalam menjalin hubungan sosial antar anak (Donald B. Helms & Jeferey S. Turner: 436-337). Dan banyak sekali jenis permainan yang bisa dilakukan untuk membangun kemampuan bersosialisasi dan membangun kedekatan antar siswa, yaitu dengan bermain berkelompok, dan sudah bisa dilakukan dari mulai tingkat TK.
Banyak sekali manfaat yang didapat dari kegiatan bermain, di antaranya:
• Bermain merupakan motivasi intrinsik bagi anak
• Bermain umumnya bebas dari kegiatan menulis
• Bermain membangkitkan aktivitas yang nyata
• Pusat proses berbagai kegiatan adalah bermain
• Bermain mendominasi permainan
• Bermain dapat dilakukan dengan memberikan aktivitas permainan (Cosby S. Roger and Janet K. Sawyers: 1).
#LombaMenulisHardiknas
(ded/ded)