Surabaya, CNN Indonesia -- Persepsi artis cantik Laudya Chintya Bella tentang musik keroncong adalah Lagu Jawa. Saat Final Hijab Hunt 2016 yang ditayangkan pada hari Minggu, 5 Juni 2016 pukul 20.30 di Trans7 terdapat salah satu finalis yang dapat menyanyi keroncong. Finalis itu bernama Denta Harista. Ia berasal dari Lombok.
Malam itu ia menyanyikan lagu Aku Pasti Bisa milik Citra Scholastika. Saat Denta menyanyikan lagu itu yamg dianransemen ulang dengan musik pop dan musik keroncong. Pada Final Hijab Hunt 2016 ada tiga juri yaitu Desy Ratnasari, Dian Pelangi, dan Laudya Chintya Bella.
Selesai Denta menampilkan bakatnya dalam ajang tersebut, juri yang mengomentarinya adalah Laudya Chintya Bella. Sebelum membahas tentang bagaimana komentar Bella terhadap finalis tersebut, di sini saya akan membahas apa itu musik keroncong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata keroncong atau kroncong merupakan peniruan bunyi yang bersumber pada cara memetik instrumen berdawai empat yang paling menonjol dalam ansambel musik tersebut, instrumen yang sekilas mirip dengan ukulele hawaii yang di Indonesia dinamakan cukulele, cuk, crung dan sekarang bernama keroncong.
Musik ini memang distereotipkan orang-orang pada musik jawa. Padahal lagu-lagu keroncong sendiri kebanyakan berbahasa Indonesia. Walaupun memang keroncong sendiri banyak macamnya ada keroncong asli, keroncong kemayoran, keroncong stambul, langgam keroncong, irama keroncong, keroncong pop, dan lain-lain. Tidak salah memang ada lagu keroncong yang pemakaian bahasanya menggunakan bahasa jawa. Tapi bukan berarti musik keroncong adalah lagu jawa yang seperti dikatakan oleh Laudya Chintya Bella.
Saat mengomentari Denta, Bella mengatakan, “Saya sangat nyaman waktu mendengar alunan lagunya yang seperti itu. Itu diaransemen juga campur lagu Jawa ya?” Entah sang finalis memang juga tidak tahu maka ia meng-iyakan apa yang dikatakan Bella. Apalagi Denta memang berasal dari Lombok, atau bahkan Denta berlaku diam karena ia takut menyalahkan Bella yang kendatinya sudah berembel-embel sebagai artis dan saat itu juga tayangannya live maka kemungkinan besar Denta menjaga tutur katanya.
Sangat disayangkan apabila budaya Indonesia kurang dikenal oleh kalangan public figure yang harusnya menjadi contoh khayalak umum.
Banyak kasus budaya-budaya Indonesia yang diakui oleh negara lain. Seperti contohnya kain batik dan tari reog yang diakui oleh Malaysia.
Apakah sebenarnya kita tak merugi? Apa sebabnya terjadi hal tersebut?
Nah.. bukan hanya kaum lansia yang harus membudayakan keragaman budaya yang khas dari negara kita ini. Indonesia memiliki pemuda-pemuda yang cerdas dan berbakat. Tak sulit sebenarnya untuk melestarikan dan mengembangkan budaya yang kita miliki agar tidak diaku-akui oleh negara lain.
Kalangan pubic figure seperti artis-artis yang sering kita tonton juga harusnya belajar bagaimana budaya yang kita miliki sekarang ini. Sering meningkatkan kualitas bakat yang dimiliki dan menambah ilmu-ilmu yang ada dengan dikombinasikan dengan budaya Indonesia dan disesuaikan dengan era saat ini maka budaya kita tidak akan tertinggal dan bisa menjadi budaya yang dikenal ditingkat internasional untuk bersaing dengan budaya-budaya dari negara lain.
(ded/ded)