Jangan Melupakan Sejarah

Tira Santia | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Jul 2016 13:15 WIB
Sejarah mengajarkan banyak pada kita. Jangan abai pada sejarah ya.
Ilustrasi (CNN Indonesia/ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Pertama RI, Soekarno, pernah berkata: “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Sekedar mengingatkan, bahwa sebagai bangsa Indonesia harus paham dengan sejarahnya sendiri.

Bukan hanya mempelajari sejarah pada saat sekolah SD,SMP, dan SMA. Segala sesuatu memiliki asal mula, perjalanan suatu sejarah tak akan lekang oleh waktu. Tanpa ada sejarah kita tidak bisa hidup di kehidupan selanjutnya dengan tidak menengok ke masa lalu.

Sejarah memang membosankan untuk sebagian orang, namun sebenenarnya sejarah itu sangat menarik. Kita sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran sudah sepatutnya belajar dari berbagai hal yang telah terjadi, agar tidak mengulang kesalahan yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah itu bisa berulang. Tapi cara membuat sejarah terulang itu sangat sulit, karena manusia tidak dapat kembali ke masa lalu.

Dalam hal sejarah, Indonesia memiliki berbagai sudut sejarah yang panjang dan menarik. Bila ditelusuri dari mulai terbentuknya Indonesia, sungguh begitu panjang dan tak akan cukup waktu menceritakan hal tersebut.

Ambil contoh 20 Mei 1908. Itu adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia. Kini dinamai dengan Hari Kebangkitan Nasional. Ini adalah pelopor peristiwa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme yang diikuti dengan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, merebut kembali hak pertama bangsa Indonesia yang dicuri oleh bangsa penjajahan yaitu kebebasan atau kemerdekaan.

Selama masa penjajahan semangat juang kebangkitan nasional tidak pernah memanas, sebelum berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Organisasi Boedi Oetomo didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa School tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA) yakni, Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji, yang lebih dikenal yaitu Dr. Wahidin Sudirohusudo.

Awalnya organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Namun dengan seiringnya waktu berubah haluan ke arah politik. Dalam perjalanan sejarahnya mengalami beberapa kali pergantian pimpinan dan sebagian besar berasal dari kalangan bangsawan.

Kaum generasi muda sekarang kurang memaknai Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei. Sebab generasi muda lebih mengingat tanggal jadian, tanggal putus dengan pacar.

Seharusnya kaum muda lebih perhatian terhadap tanggal-tanggal penting bangsa ini. Boedi Oetomo sudah menyalakan api kebangkitan nasional para pemuda dulu. Tapi di zaman sekarang para generasi muda seakan-akan menutup telinga dan menutup mata pura-pura lupa tanggal tersebut.

Tidak mudah memang membangkitkan rasa nasional kaum muda Indonesia di zaman derasnya arus globalisasi dunia saat ini. Sangat disayangkan, sekali ketika diadakan survey tentang pertanyaan tanggal 20 Mei, sebagian kaum mudah berucap “tidak tahu”.

Peran pemerintah, pendidikan, orangtua, dan lingkungan sekitar yang sangat mempengaruhi panasnya semangat kebangkitan nasional di zaman modern ini. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER