Jakarta, CNN Indonesia -- Besok baju mau dipakai, tapi masih basah? Aduh merepotkan ya, bagaimana caranya biar cepat kering? Coba deh pakai ‘Hanger Sayap Kulkas’. Hanger bersayap? Kulkas? Apa maksudnya?
Ini adalah inovasi dari Albertus Andito, siswa kelas 12 SMA Asisi Jakarta. Dito sapaan akrabnya, sering kali merasa kesulitan karena di sekolahnya seragam harus berganti tiap hari. Dan terkadang seragamnya belum kering pada malam sebelum sekolah.
Lalu Dito terinspirasi oleh sang Ibu yang kerap mengeringkan baju di samping kulkas. Dari situlah Dito menciptakan hanger ini, memanfaatkan energi sisa dari kulkas. Hanger ini akan memudahkan kita saat mengeringkan baju di sisi kulkas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti namanya, hanger ini seperti sayap pada kulkas. Terdapat dua bagian hanger, sisi kiri dan kanan. Masing-masing sisi memiliki 3 tempat untuk menggantung baju. Kerangka hanger ini terbuat dari besi yang dilapisi plastik. Tujuannya untuk meminimalisisr terjadinya aliran listrik dan energi panas saat kita menyentuhnya.
Dan di sisi terluar hanger ini ditutup menggunakan alumunium foil. Fungsinya agar energi panas sisa dari kulkas terperangkap dan dapat dengan maksimal mengeringkan baju. Hanger ini juga dapat dilipat dan bisa dibawa kemana-mana. Jadi kamu bisa menyimpannya saat tak digunakan.
Untuk mengeringkan baju yang lembab, dibutuhkan waktu semalaman. Kalau kamu mau mengeringkan baju lebih dari satu dan menginginkan baju kering bersamaan, maka kamu harus merotasi posisi baju. Karena energi panas pastilah akan maksimal pada baju yang diletakkan terdekat dengan kulkas.
Perlu diingat ya, alat ini bukanlah pilihan utama untuk mengeringkan baju. Namun untuk opsi alternatif atau saat darurat. Bukan digunakan untuk mengeringkan baju yang memang baru saja di suci dan basah kuyup.
Jadi kalau kamu punya baju yang masih basah dan lembab di malam hari sebelum dipakai, kamu bisa pakai alat ini. Dan huwala! Baju kamu sudah siap dipakai esok harinya.
Dito tidak mempermasalahkan jika ke depannya produk buatannya ini akan diproduksi secara massal atau tidak. Yang menjadi tujuan utamanya adalah, setiap orang bisa membuat alat ini sendiri. Yang terpenting baginya adalah menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang.
Karya buatan Dito ini dipamerkan dalam ajang National Young Inventors Award 2016 yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 26-27 September 2016 lalu. Acara ini merupakan ajang kompetisi bagi hasil penemuan siswa berumur 8-18 thun yang mempunyai sifat untuk memudahkan dan mendukung suatu pekerjaan/kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, atau yang mempunyai sifat menghibur dan menenangkan dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan.
(ded/ded)