Pendidikan Berbasis Riset, Tingkatkan Kemampuan Siswa

Fitri Chaeroni | CNN Indonesia
Senin, 10 Okt 2016 16:04 WIB
Sistem Madrasah Berbasis Riset yang diadopsi oleh MAN 2 Kudus sejak tahun 2012 ternyata menghasilkan banyak manfaat. Apa saja?
Siswa MAN 2 Kudus sedang melakukan penelitian biologi (Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sistem Madrasah berbasis riset yang telah diadopsi oleh MAN 2 Kudus sejak tahun 2012 ternyata menghasilkan banyak manfaat. Mulai dari pengembangan kemampuan siswa, meningkatkan prestasi, dan menjadikan madrasah ini sebagai madrasah percontohan.

Menurut Muhammad Miftakhul Falah, salah satu guru di MAN 2 Kudus yang juga menjadi Ketua Pengembangan Program Sekolah Berbasis Riset, sistem ini memberi manfaat baik bagi siswa maupun sekolah.

Bagi siswa, secara akademik mereka akan mengenal dunia penelitian lebih dulu dibanding teman lain seusianya di sekolah lain. Ini akan menjadi bekal yang bagus ketika nantinya mereka lulus dan masuk ke perguruan tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak alumni yang menjadi referensi bagi kawan-kawannya terkait penelitian di kampus. Itu karena mereka sudah lebih paham tentang penelitian. Secara filosofis mereka juga akan belajar tentang kejujuran.

“Penelitian filosofinya sama dengan kejujuran, kita menghasilkan sesuatu berdasarkan apa yang kita lakukan. Hasil penelitian itu tidak bisa dibohongi,” ungkap Falah.

Selain itu dengan secara sosial mereka juga didorong untuk menjadi wirausaha. Menurut penuturan guru, kalau kita berkunjung kesana saat jam istirahat kita akan menemui siswa-siswa yang berjualan.

Salah satu perbedaan yang mendasar sebelum dan sesudah diterapkan Madrasah Berbasis Riset ini adalah rasa keingintahuan siswa. Rasa keingintahuan mereka menjadi meningkat. Falah bercerita, sesekali siswanya datang menemuinya mengungkapkan tentang sesuatu hal yang mereka temukan, dan mengungkapkan keinginan mereka untuk meneliti lebih jauh.

Prestasi tak sepi diraih oleh MAN 2 Kudus. Beragam kompetisi diikuti dan pulang membawa piala penghargaan. Ajang nasional maupun internasional pernah mereka ikuti.

Seperti menjadi juara di Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), finalis dan pemenang National Young Inventors Award, juara Olimpiade Peneliti Muda, dan lain-lain. Bahkan pada 2016 mereka terbilang sekolah yang paling banyak menjadi finalis di ajang LKIR dan NYIA yang diadakan oleh LIPI.

Siswa MAN 2 Kudus juga pernah mendapat penghargaan dari pemeintah Taiwan dalam International Exhibition for Young Inventors di tahun 2014 untuk karya mereka “Fousis Umbrella”. Mereka juga sempat mendapat penghargaan dari pemerintah Hongkong di tahun yang sama untuk karya “Belah Durian”.

Beragam prestasi yang diraih ini pastinya meningkatkan eksistensi madrasah itu sendiri. Jumlah peminat masuk ke madrasah ini semakin tahun semakin meningkat. Sekarang juga banyak sekolah maupun madrasah yang melakukan kunjungan ke MAN 2 Kudus untuk mempelajari seperti apa sistem ini berjalan.

Beragam prestasi yang mereka dapat di berbagai ajang kompetisi berbau penelitian ini berkat terbentuknya kultur penelitian yang dibentuk di madrasah. Untuk ke depannya Falah berharap, akan terjadi konsistensi dalam menjalankan program ini. Dan nantinya sistem semacam ini juga dapat diterapkan di madrasah atau sekolah lain.
(rkh/rkh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER