Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah membahas satu per satu pahlawan nasional yang digambarkan dalam lembaran uang rupiah yang masih berlaku saat ini, yuk membahas pahlawan nasional yang disebut dalam lembaran uang yang pernah berlaku:
1. Raja Sisingamangaraja XII (Pecahan Rp1.000 emisi 1987)Raja Batak ini bertahta saat berusia 19 tahun. Saat itu, pada 1886, hampir seluruh Sumatera dikuasai Belanda. Sisingamangaraja muda itu anti perbudakan dan penindasan.
Pada 1837, terjadi perang Paderi di Minangkabau dan Tapanuli Selatan. Banyak daerah yang dikuasai Belanda. Lalu pada 1876, Belanda mengumumkan Regerings Besluit Tahun 1876 yang menyatakan daerah Silindung/Tarutung dan sekitarnya dimasukkan ke dalam kekuasaan Belanda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisingamangaraja XII geram bukan main dan melancarkan perang melawan Belanda. Tapi dia gugur di Desa Onom Hudon di tepi sungai Aek Sibundong.
2. Tjut Nyak Dhien (Pecahan Rp10.000 emisi 1998)Wanita kelahiran Lampadang Kabupaten Aceh Besar pada tahun 1848 adalah salah satu keturunan bangsawan (Uleebalang wilayah VI Mukim Aceh Besar). Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia bin Datuk Makhudum Sati perantau dari Minangkabau. Dia menikah dengan salah satu tokoh berjasa juga yang turut melawan Belanda yaitu Teuku Umar.
Mereka berdua bersama- sama memperjuangkan hak Indonesia untuk merdeka. Oleh Belanda dia diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat. Pada 6 November 1908 ia tutup usia dan dimakamkan dengan hormat di komplek pemakaman bangsawan pangeran Sumedang, Jawa Barat pada sebuah bukit kecil bernama Gunung Puyuh.
3. Soekarno-Hatta (Pecahan Rp100.000 emisi 1999 dan 2011)Kedua proklamator ini dicantumkan di lembaran uang Rp100.000, baik yang lama maupun yang terbaru. Mohammad Hatta lahir di Fort de Kock (kini Bukittinggi), Sumatera Barat, 12 Agustus 1902. Beliau adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Beliau juga mempunyai Perpustakaan dengan lebih dari 8.000 buku, terdiri dari Sejarah, Budaya, Politik, Bahasa dan lain-lain. Oleh sebab itu ia dikenal sebagai seorang pustakawan. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956 karena adanya perselisihan dengan Presiden Soekarno. Pada usia 77 tahun, ia wafat di Jakarta 14 maret 1980 dan dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta.
Sedangkan Soekarno, atau yang bernama asli Koesno Sosrodihardjo, lahir di Surabaya, Jawa Timur 6 juni 1901. Beliau adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Soekarno adalah orang yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Bung Karno adalah Presiden pertama Indonesia yang juga dikenal sebagai arsitek, alumnus dari Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung. Beliau mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1925. Beliau tutup usia pada usia 69 tahun di Jakarta, 21 Juni 1970.
4. Ki Hajar Dewantara (Pecahan Rp20.000 emisi 1998)Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dan lebih di kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara. Lahir di Kota Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau sendiri terlahir dari keluarga bangsawan dan merupakan anak dari GPH Soerjaningrat, yang merupakan cucu dari Pakualam III. Hari kelahirannya diperingati juga sebagai hari Pendidikan Nasional.
Dalam organisasi Budi Utomo ia berperan sebagai propaganda dalam menyadarkan masyarakat pribumi tentang pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan bangsa Indonesia.
Pada tahun 1945 saat Indonesia merdeka, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan oleh Presiden Soekarno. Berkat jasa-jasanya, ia kemudian dianugerahi Doktor Kehormatan dari Universitas Gadjah Mada. Selain itu gelar Bapak Pendidikan Nasional juga dianugerahi kepadanya. Ki Hadjar Dewantara Wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
5. Wage Rudolf Soepratman (Pecahan Rp50.000 emisi 1999)Wage Rudloph Soepratman adalah pengarang lagu Indonesia Raya. Beliau lahir di Somongari, Purworejo, 19 Maret 1903. WR Soepratman merupakan salah satu putra dari seorang sersan di Batalyon VIII bernama Senen. Tidak ada catatan pasti mengenai kapan Soepratman menulis lagu tersebut. Namun pada saat Kongres Pemuda kedua, 28 oktober 1928, ia mengiringi sebarisan paduan suara dengan gesekan biolanya, membawakan lagu Indonesia Raya. WR Soepratman meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.
6. Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Pecahan Rp10.000 emisi 1992)Gusti Raden Mas Dorodjatun atau yang biasa kita kenal dengan Sultan Hamengkubuwono, lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912. Ia adalah salah seorang Sultan yang pernah memimpin Kasultanan Yogyakarta dari tahun 1940-1988.
Beliau juga adalah wakil presiden Indonesia yang kedua. Ia pernah menjabat sebagai ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan akhirnya di kenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Serangan jantung yang dialaminya membuat ia meninggal dunia di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat, pada 2 otober 1988. Beliau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram, Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
(ded/ded)