Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi kamu yang beragama Kristen atau yang pernah membaca Alkitab, setidaknya kalian pernah membaca atau mengetahui kisah Raja Hizkia di Yehuda. Hizkia ini berkuasa antara tahun 727 SM hingg 698 SM. Nah, salah satu kisah Raja Hizkia yang terkenal adalah saat dia melakukan penghancuran tempat pemujaan berhala.
Kisah penghancuran pemujaan berhala ini disebut dalam kitab 2 Raja-Raja 18:4.
Nah, baru-baru ini arkeolog Israel, bekerjasama dengan arkeolog Inggris, mengumumkan hasil ekskavasi alias penggalian mereka di sebuah situs kota tua Tel Lachisch di luar Yerusalem. Mereka menemukan bukti arkeologis mengenai pembasmian tempat pemujaan berhala itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari newatlas.com, kota Tel Lachisch adalah kota terpenting ke dua setelah Yerusalem, pada abad ke-8 SM. Kota ini menjadi pusat birokrasi, gedung pengadilan, dan tempat pertemuan kaum elite kota.
Menurut direktur ekskavasi Sa'ar Ganor, orang-orang yang dituakan, para hakim, para gubernur, raja-raja, dan para pejabat semuanya memiliki tempat duduk di gerbang kota. Beberapa bangku ditemukan bersama dengan temuan kendi, sendok bulir-bulir, dan pemegang kendi yang menampilkan nama petinggi atau lambang kerajaan.
Selain menjadi pusat denyut sistem birokrasi kota, situs itu juga ternyata pernah menjadi kuil penyembahan. Nah, yang menarik, pada bekas kuil itu ditemukan sebuah batu berbentuk kursi dengan lubang di tengahnya. Benda itu diduga sebuah toilet.
Penempatan benda seperti itu di bagian sakral dalam kuil adalah simbol pendudukan atas kuil. Bahwa kuil itu sudah dinistakan secara resmi dan tak boleh lagi dipakai sebagai tempat penyembahan.
Konsep ‘penistaan’ di tempat penyembahan berhala juga pernah dicatat di Alkitab, saat raja Yehu menghancurkan rumah Ba’al. Seperti dijelaskan pada 2 Raja-Raja 10:27: “Mereka merobohkan tugu berhala Baal itu, merobohkan juga rumah Baal, dan membuatnya menjadi jamban; begitulah sampai hari ini.”
Pemeriksaan laboratorium membuktikan bahwa perangkat itu tidak pernah dipakai dan itu menjadi konfirmasi terhadap praktek penghancuran kuil seperti yang disebut dalam kisah 2 Raja_Raja 10:27.
Temuan-temuan lain yang mendukung dugaan terjadi penyembahan berhala misalnya dua altar bertanduk empat di sudut-sudutnya dan sengaja dipotong. Setelah toilet itu dipasang, ruang sakral itu disegel hingga akhirnya situs itu dihancurkan oleh pasukan Asiria pada 701 SM.
Pada saat ekskavasi, para ahli arkeologi menemukan juga peninggalan persenjataan seperti katapel dan mata panah, seakan menjadi penanda pertempuran jarak dekat yang terjadi di gerbang-gerbang situs kuno itu. Gerbang itu masih ditutup untuk umum demi keperluan pelestarian, tetapi sudah ada rencana-rencana pembuatan pusat kunjungan di Tel Lachisch.
”Nantinya, sejumlah artifak yang dapat disaksikan oleh publik adalah ukiran timbul (relief) yang ditemukan dalam ruang pribadi raja. Termasuk altar dari masa kekuasaan Raja Hizkia,” ujar Shaul Goldstein, dari pihak Dinas Pertamanan Israel.
(ded/ded)