Jakarta, CNN Indonesia -- Serang merupakan Ibukota provinsi Banten, terletak di antara Kota Tangerang, Pandeglang dan Cilegon. Berbicara mengenai Banten, berbicara pula mengenai sejarah serta situs purbakala peninggalan kerajaan Sunda antara tahun 932 sampai 1030, yang hingga saat ini dinamakan situs Banten Girang. Situs banten girang terletak kurang lebih 1 KM dari pusat kota atau tepatnya di Kampung Balaya, Desa sempu Kota Serang.
Dalam situs ini terdapat makam Ki Mas Jong dan Ki Agus Ju. Menurut sejarah, Ki Mas Jong dan Ki Agus Ju adalah saudara kandung atau tepatnya adalah kakak beradik yang juga menjadi pengikut setia dari Sultan Hasanuddin. Sedangkan Ki Mas Jong adalah orang yang masuk Islam pertama di Banten ini.
Tak hanya menjadi orang pertama memeluk islam, Ki Mas Jong juga setelah itu menjadi orang yang menyebarkan agama islam di Banten karena sebelumnya agama yang dianut oleh masyarakat Banten adalah Sunda Wiwitan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di depan makam dibuat sebuah ruangan yang biasanya disebut museum. Di dalamnya terdapat beberapa peninggalan beliau. Di antaranya seperti: beberapa pecahan keramik asing, keramik lokal, artefak batu, fosil muluska, golok, kapak batu, dan Al-Qur’an tulisan tangan. Selain itu, di luar musem terdapat sebuah batu yang pada zaman dahulu kala dipakai untuk bertapa oleh Ki Mas Jong dalam waktu yang cukup lama.
Ziarah Ziarah merupakan hal yang banyak dilakukan masyarakat di Indonesia bahkan sudah menjadi kegiatan rutin yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan serta mengenang dan menghormati para leluhur yang biasanya dikeramatkan atau pada zaman dahulu memiliki peran penting dalam dunia Islam.
Indonesia sendiri banyak memiliki tempat yang didatangi untuk berziarah, berdoa maupun berzikir. Salah satunya yang berada di Banten yaitu situs Banten Girang ini.
Saat ini banyak masyarakat baik dari dalam maupun dari luar daerah Serang yang datang untuk melakukan ziarah serta berzikir di dalam sebuah ruangan dekat dengan makam Ki Mas Jong dan Agus Ju. Situs ini ramai pada malam jumat.
Namun hal yang perlu diingat adalah niat yang baik harus ditanamkan dalam hati agar hal ziarah yang dilakukan tak disalah artikan mengarah ke hal yang negatif.
Situs ini tidak hanya menjadi bukti nyata dari terbentuknya sebuah sejarah atau menjadi saksi perjuangan masa silam, namun juga menjadi pemersatu berbagai macam masyarakat yang sering melakukan pengajian serta zikir di makam dalam situs tersebut.
Sejarah merupakan hal penting bagi kehidupan suatu bangsa maupun daerah serta menjadi sesuatu yang tak boleh terlupa bagi para penerusnya. Lewat sejarahlah kita dapat mengetahui perjalanan suatu bangsa maupun daerah tempat kita berpijak hari ini.
Terlebih bagi kaum muda yang saat ini hidup di zaman gelimang teknologi, yang jika kurangnya sebuah kesadaran mengenai pentingnya sejarah maka akan dilupakan begitu saja. Penting rasanya untuk mengetahui sejarah terbentuknya atau cikal bakal sebuah daerah guna menambah pengetahuan.
Selain itu sejarah pula yang dapat mengajarkan serta memberitahu ada banyak hal yang perlu perjuangan untuk mendapatkan atau mempertahankan suatu hal yang teramat penting, dalam hal ini adalah daerah Banten. Bagi kaum muda mungkin tak banyak yang mengetahui situs terbentuknya daerah Banten ini, terlebih saat ini merupakan zaman modern di mana teknologi merupakan hal yang mengisi aktivitas keseharian masyarakat.
Dengan adanya tulisan ini diharapkan kaum muda terutama seperti pelajar dan mahasiswa dapat lebih mengetahui dan kembali mengingat mengenai sebuah sejarah serta hal yang terjadi di masa silam untuk dapat dipetik pelajaran maupun semangat juang orang–orang yang mempertahankan dan merebut kekuasaan wilayah tempat kita berpijak saat ini yaitu wilayah Banten.
Begitu banyak dan panjangnya perjuangan dalam mempertahankan suatu wilayah dapat menjadi pelajaran bahwa dibutuhkan banyak waktu untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Selain itu juga jika banyak yang mengetahui tentang sejarah maka sulit juga sejarah itu punah hingga akhirnya sejarah akan tetap dikenang selama–lamanya dan terus diturunkan kepada generasi selanjutnya.
(ded/ded)