Jakarta, CNN Indonesia -- Sepertinya atmosfer tahun baru masih begitu terasa ya. Nah ada cerita menarik dari teman-teman SMA kita yang tengah melakukan pertukaran pelajar di negeri orang. Mereka adalah Daryono Teguh Sakti atau Yono yang tengah berada di Thailand dan Nadya Rahma Pramono atau Nana di Meksiko.
Ternyata pergantian tahun baru di negara lain dilakukan dengan cara yang berbeda-beda lho. Seperti yang dikisahkan Yono di Thailand.
Thailand masih berkabung sampai saat ini karena meninggalnya sang raja, jadi wajar saja jika pergantian tahun disana tidak semeriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Thailand juga punya hal unik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thailand punya kalender penanggalan sendiri, dan tahun ini mereka melaksanakan pergantian tahun dari tahun 2559 menuju 2560. Nah di pergantian tahun seperti itu, warga Thailand akan banyak yang melakukan mudik layaknya masyarakat Indonesia saat lebaran. Mereka menggunakan momen ini untuk bertemu dan berkunjung ke sanak saudara.
Ketika malam tahun baru para warga akan berkumpul di alun-alun kota bukan untuk menyalakan kembang api, tapi untuk melakukan do’a bersama. Nah pada pagi hari, 1 Januari masyarakat akan membawa makanan untuk diberikan ke Biksu-biksu di kuil-kuil terdekat. Setelah itu masyarakat berdo’a bersama dan dilanjutkan dengan makan besar bersama.
“Saya juga ikut bersama keluarga untuk memberikan makanan kepada Biksu, ketika yang lain berdo’a saya mengamati dan juga ikut maan bersama warga sekitar,” ungkap Yono.
Hal berbeda juga dirasakan oleh Nana di Meksiko. Ada yang unik disana, ketika pergantian tahun orang-orang lanjut usia akan mengumpulkan barang-barang tua milik mereka untuk dibakar. Itu merupakan lambang untuk sebuah awal yang baru.
Biasanya saat tahun baru mereka juga akan berkumpul bersama keluarga mereka untuk makan malam bersama di rumah ataupun restoran. Nah menu ketika tahun baru ini adalah daging Turki dan salad apel. Sebelum makan malam mereka terlebih dahulu pergi ke gereja sebagai ungkapan syukur dan berdoa untuk tahun yang lebih baik ke depannya.
“Menurut saya perayaan tahun baru disini terasa lebih formal dibanding dengan perayaan tahun baru di Indonesia yang identik dengan pesta kembang api atau bakar-bakaran bersama teman atau keluarga,” ungkap Nana.
Meskipun begitu Nana juga mengatakan banyak juga anak muda yang memilih menghabiskan tahun baru di klub-klub.
Kangen Bakar-bakaranIni merupakan pengalaman Yono dan Nana yang pertama menghabiskan waktu tahun baru di luar negeri dan jauh keluarga. kerinduan akan keluarga pastilah melanda. Namun adanya keluarga angkat mereka membuat mereka cukup terobati akan rindunya.
Yono dan Nana juga sama-sama merindukan momen bakar-bakaran yang gear dilakukan masyarakat di Indonesia, entah bakar daging maupun jagung.
“Biasanya bakar-bakar jagung di belakang rumah, terus nyalain kemang api. Atau pergi ke alun-alun kota buat lihat kembang api yang lebih besar sambil jajan di pinggir-pinggir jalan. Sayangnya disini tidak ada tradisi bakar-bakaran jagung ditahun baru,” ungkap Nana.
(rkh/rkh)