Kamu Enggak Suka Musik? Mungkin Kamu Terkena Anhedonia

CNN Indonesia
Rabu, 11 Jan 2017 12:59 WIB
Musik menjadi penyemangat atau teman ketika sedang bahagia maupun sedih. Tapi ternyata bagi sebagian orang, justru sebaliknya. Kok bisa?
Ilustrasi mendengarkan musik (Foto: uveX/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Musik menjadi penyemangat atau teman ketika sedang bahagia maupun sedih. Tapi ternyata bagi sebagian orang, justru sebaliknya. Gimana bisa?

Mereka adalah orang yang mengalami anhedonia, sebuah keadaan ketika seseorang enggak bisa merasa bahagia saat mendengarkan musik.

Peneliti menganalisa otak 15 orang yang mengidap anhedonia pada musik. Para peneliti membandingkannya dengan mereka yang tidak mengalami fenomena aneh ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti akhirnya mampu untuk mengetahui bagaimana aktivitas saraf yang berbeda antara kedua kelompok tersebut. Sehingga mereka dapat menjelaskan mengapa beberapa orang tergerak oleh musik dan ada pula yang tidak.

Menggunakan citra resonansi magnetik fungsional (fMRI), tim menemukan ketika orang-orang dengan anhedonia mendengarkan musik, mereka mengalami tingkat aktivitas otak yang disebut nucleus accumbens (NACC) yang jauh lebih rendah, dibandingkan orang dengan tanpa kondisi tersebut.

Mengingat bahwa NACC merupakan bagian dari rangkaian otak, hal ini tampaknya akan menjelaskan mengapa orang-orang ini jarang merasa gembira dengan suara musik.

Para peneliti kemudian mengalihkan perhatian mereka ke tingkat konektivitas antara struktur reward yang disebut striatum ventral yang meliputi NACC dan korteks pendengaran ke otak, di mana suara diproses.

Orang dengan anhedonia musik menunjukkan konektivitas yang jauh lebih rendah di sepanjang proses, dibandingkan orang dengan reaksi normal terhadap musik.

Sebaliknya orang yang sangat akut terhadap musik, menunjukkan konektivitas yang sangat tinggi antara striatum ventral dan korteks pendengaran.

Dalam terbitan Prosiding National Academy of Sciences, para peneliti menulis bahwa anhedonia musik dapat dikaitkan dengan penurunan interaksi antara korteks auditori dalam pendengaran dan jaringan ke otak, yang menunjukkan peran penting untuk interaksi dalam menikmati musik.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER