Apa yang Terjadi di Otak Waktu Bermimpi Buruk?

Ahgia Nola | CNN Indonesia
Senin, 23 Jan 2017 08:11 WIB
Mimpi buruk terasa seperti bisa hidup, karena terasa seperti nyata. Sebetulnya apa yang terjadi saat kita bermimpi buruk?
Foto: Pixabay/Pexels
Jakarta, CNN Indonesia -- Mimpi buruk terasa seperti bisa hidup, karena terasa seperti nyata dan dapat menyebabkan ketakutan saat kita terbangun. Sebagian besar anak-anak mengalami mimpi buruk, dengan perkiraan 10 persen menjadi 50 persen antara usia 5 dan 12 tahun, menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM).

Mimpi buruk anak-anak mungkin berasal dari cerita yang didengar, acara TV, dan film yang menakutkan. Mereka bahkan merasa cemas dan stres selama hari-hari sekolahnya gara-gara itu.

Tetapi apa yang terjadi pada orang yang lebih dewasa? Ternyata hanya 2-8 persen populasi orang dewasa yang diganggu mimpi buruk, menurut AASM. Beberapa pemicu yang sama terlihat pada mimpi buruk anak-anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Lauri Quinn Loewenberg, seorang analis mimpi profesional dan penulis Dream On It, sangat penting memahami tentang bermimpi yang sebenarnya. Keadaan itu terjadi ketika proses berpikir kita mencoba untuk menyortir REM (Rapid Eye Movement).

Ini terjadi ketika kita sering mencoba untuk mengabaikan masalah yang sulit misalnya gangguan saat tidur dan memaksanya untuk segera berakhir.

Konflik yang belum terselesaikan juga bukan satu-satunya penyebab mimpi buruk. Kebiasaan makan yang buruk juga dapat berkontribusi. Orang dapat memiliki mimpi buruk setelah camilan larut malam. Makan makanan atau makanan ringan yang tinggi karbohidrat di akhir jam malam bisa meningkatkan aktivitas otak dan metabolisme tubuh.

Carol Wasserman, seorang praktisi kesehatan holistik mengatakan, alergi diketahui dapat memicu mimpi buruk. Misalnya, jika seseorang memiliki alergi terhadap buah persik, tetapi tidak sadar sudah memakannya, seseorang tersebut bisa mendapatkan mimpi buruk.

Mimpi buruk pada orang dewasa bisa spontan, tetapi umumnya dipicu oleh faktor psikologis seperti kecemasan dan depresi, dan hasil dari gizi buruk.

Selain itu, gangguan tidur termasuk sleep apnea juga dapat menyebabkan orang mengalami mimpi buruk yang kronis dan berulang.

Apa yang terjadi pada otak ketika faktor-faktor ini berkontribusi terhadap terjadinya mimpi buruk?
 
Mimpi buruk cenderung terjadi pada sepertiga terakhir malam, ketika tidur REM adalah yang terkuat.

Tidur dibagi menjadi empat tahap: tahap 1 (tidur onset), tahap 2 (lampu tidur), tahap 3 dan 4 (dalam tidur) - tahap REM. Tidur REM terjadi setiap 90 menit pada malam hari, dan berhubungan dengan aktivitas otak yang tinggi, gerakan mata yang cepat dan aktivitas motorik sukarela terhambat.

Biasanya, bermimpi terjadi di semua tahapan, dengan 80 persen orang terbangun saat tidur REM dan tidur onset (tahap 1 dan 2). Sementara 40 persen orang terbangun dari tidur nyenyak, menurut sebuah artikel di American Family Physician.

Amigdala, yang diatur oleh lobus depan otak, tampaknya menjadi pelakunya ketika datang mimpi buruk. Karena dalam sebuah studi, ketika bermimpi amigdala sangat aktif selama REM.
 
Seorang pemimpi akan lebih dapat mengalami mimpi buruk

Beberapa studi telah menemukan usia, tipe kepribadian, dan trauma dapat mempengaruhi frekuensi mimpi buruk bagi pemimpi. Sebuah studi 1990 yang diterbitkan dalam Journal of Abnormal Psychology menemukan 47 persen mahasiswa memiliki setidaknya satu mimpi buruk dalam studi dua minggu.

Namun, rasa takut sehari-hari, seperti kecelakaan mobil, diketahui memicu mimpi buruk pada orang buta. Sebuah studi 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Medicine menemukan orang buta memiliki empat kali lebih banyak mimpi buruk dibandingkan dengan yang lain.

Mimpi buruk dipicu kejadian kelam masa lalu

Ada beberapa simbol umum dalam mimpi buruk, seperti kematian dan pembunuhan. Kematian biasanya tentang sesuatu yang berubah atau berakhir. Ketika bermimpi tentang kematian, biasanya disebabkan oleh realisasi yang sulit ketika waktu terasa begitu cepat dan semua yang dilakukan seperti sia-sia. Trauma juga salah satu penyumbang yang paling berhasil. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER