Membongkar Air Berelektron

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Rabu, 15 Mar 2017 10:41 WIB
Kemampuan air berelektron yang dinilai dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh masih diperdebatkan.
Ilustrasi (Foto: Hyrma/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemampuan air berelektron yang dinilai dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh masih diperdebatkan. Produsen maupun pemasar produk ini mengklaim air berelektron dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit ringan seperti asma, migrain, dan maag, hingga penyakit kelas berat seperti jantung, kanker, kusta, dan sebagainya.

Pelaku industri produk ini mengatakan bahwa air berelektron mudah diserap oleh tubuh dikarenakan ukuran molekul air yang mengecil setelah diisi oleh elektron. Selain itu, produk ini dianggap mampu bertindak sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dengan cara memberikan elektron kepada radikal tersebut. Hasilnya, produk air ini dapat mencegah penuaan karena membantu dalam proses regenerasi sel. Isu lain mengatakan bahwa penyerapan nutrisi di dalam tubuh tidak berjalan efisien tanpa keberadaan elektron, dan bahwa eletktron dapat membunuh mikroorganisme di dalam tubuh.

Lalu bagaimana sains mengungkap fakta di atas? Dan apakah benar air berelektron dapat bermanfaat bagi kesehatan?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada faktanya terdapat dua isu kekeliruan tentang kandungan elektron dalam air tersebut, yakni pembentukan elektron yang tidak mengikuti prinsip electroneutrality (setiap molekul makro pasti total muatannya adalah nol) dan efektivitasnya dalam menangkal radikal bebas.

Isu pertama mengenai pembentukan elektron yang sulit dilakukan di dalam air. Jadi, air murni sendiri selalu mengandung ion positif dan negatif dalam jumlah kecil.

Tapi ada prinsip penting yang perlu kita ingat di sini: Suatu ion negatif dalam bentuk partikel, ion, atau molekul yang memberikan elektron akan membentuk ion positif, dan secara makro ion positif tidak bisa dipisahkan dari ion negatif. Kita ambil contoh dalam pembuatan larutan garam NaCl, which is kita membuat larutan yang berisi ion Na+ dan Cl-.

Unfortunately, kita tidak bisa memisahkan lalu membuat larutan Na+ dan Cl- yang terpisah. Dan dalam satu larutan atau benda makroskopik lain, total muatannya adalah nol (prinsip electroneutrality). Maka dari itu, dapat dipastikan kalau suatu larutan tidak bisa punya elektron lebih alias muatannya negatif.

Beralih kepada isu yang kedua mengenai kemampuan air berelektron dalam menangkal radikal bebas bagi tubuh. Radikal bebas adalah atom, molekul, atau ion yang punya elektron yang ganjil (jumlahnya). Karena elektron lebih stabil berpasangan, radikal ini bisa mengambil elektron dari banyak hal. Teori radikal bebas bahkan menyatakan kalo radikal bebas itu sumber utama penuaan, merusak sel dan sumber utama penyakit.

Zat yang menangkal radikal bebas disebut antioksidan yang bekerja dengan cara memberikan kekurangan elektron bagi zat radikal. Tapi, antioksidan biasanya adalah molekul besar yang mempunyai banyak ikatan ganda karena dengan ukuran yang besar dan banyak ikatan ganda, antioksidan bisa stabil sebelum dan setelah memberi elektron.

Jadi, klaim bahwa suplai elektron untuk menghentikan radikal bebas itu benar adanya. Namun, suplai elektron tidak hanya bersumber dari elektron bebas saja, air elektron contohnya.

Hal ini dikarenakan elektron terlarut dalam air tersebut mungkin ada sejumlah kecil di dalam air, selain itu masa aktif elektron tersebut sangat sebentar karena sifatnya yang reaktif ketika berdiri sendiri (tidak di dalam suatu atom/ molekul).

Kesimpulannya isu mengenai manfaat air berelektron bagi kesehatan masih diragukan secara sains dan ilmiah. Namun terlepas dari hal itu pilihan tetap di tangan konsumen yang harus memutuskan apakah air berelektron bermanfaat atau berbahaya karena penelitian tentang air ini amatlah minim. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER