Jakarta, CNN Indonesia -- Ingin ke luar negeri? Ternyata kuliah bukan lagi halangan, bahkan menjadi salah satu peluang untuk mewujudkannya.
Keinginan ke luar negeri bukan lagi angan-angan untuk mahasiswa satu ini. Bukan hanya jalan-jalan, tapi juga untuk menimba ilmu di sana. Bukan hanya satu atau dua bulan, tapi satu semester penuh waktu yang didapatkan. Tidak semua mahasiswa bisa mendapatkan kesempatan seperti ini, hanya mahasiswa yang berusaha dan memanfaatkan kesempatan yang bisa mendapatkannya.
Di balik segudang aktivitas yang dimiliki seorang mahasiswa, jika saja kita tidak melewatkan kesempatan yang datang dan berusaha mewujudkan keinginan yang dimiliki, maka itu tidak mustahil terwujud termasuk kesempatan ke luar negeri. Bayangan tentang keindahan negeri orang seringkali muncul tanpa diminta sehingga terbentuk angan-angan ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilik tubuh mungil Khairunnisa Zenfin, salah seorang yang mengikuti program Student Exchange. Mahasiswa jurusan Hubungan Masyarakat angkatan 2013 ini telah merasakan bagaimana jalan-jalan dan menuntut ilmu di negeri orang berkat pertukaran mahasiswa selama satu semester dengan Universiti Putra Malaysia (UPM). Program tersebut merupakan program kerja sama antara Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran dengan Fakulti Bahasa Modern dan Komunikasi UPM.
“Awalnya saya mengetahui adanya program ini melalui
broadcast dari grup angkatan Humas 2013 di sosial media. Saat itu diinformasikan Fikom mengadakan penawaran untuk program pertukaran mahasiswa dengan fasilitas tiket pulang pergi ditanggung oleh Fikom dan informasi-informasi selanjutnya dapat ditanyakan ke ketua angkatan. Akhirnya, saya menanyakan secara personal kepada ketua angkatan saya, Bentang,” ujarnya.
Setelah melalui beberapa tahap seleksi akhirnya ia dinyatakan lolos. Menurutnya, dari pertukaran pelajar tersebut memiliki banyak keuntungan yang dirasakannya. Selain pengalaman yang sangat berharga, ilmu yang diperoleh juga sangat tak ternilai harganya. Yang pasti tentunya ia bisa belajar tentang keilmuan komunikasi di negeri jiran tersebut dan bisa dijadikan bahan studi banding dengan fenomena komunikasi yang ada di Indonesia.
“Bisa belajar mengenal berbagai habitat orang sesuai dengan budaya dan negaranya serta gimana cara nge-
treat mereka. Selain itu berbagi wawasan umum juga karena sebelumnya pernah aku bilang, kan di sana banyak mahasiswa internasionalnya juga, jadi banyak kesempatan untuk berbagi wawasan tentang negara-negara lain juga bisa sekalian promosiin Indonesia. Ini juga jadi salah satu hal yang penting yaitu relasi. Dengan banyak berinteraksi dengan orang-orang luar juga perlahan mengubah pola pikir kita menjadi lebih terbuka,” ujar mahasiswa semester akhir ini.
Berbeda dengan Zenfin yang tidak mempunyai target ke luar negeri sebelumnya, perempuan berkacamata Adisti Putri Damayanti telah memiliki impian agar bisa ke luar negeri sejak sebelum duduk di bangku kuliah. Bahkan mahasiswa jurusan Hubungan Masyarakat Fikom, Unpad ini sebelumnya telah menargetkan beberapa program yang akan diikuti walaupun akhirnya mendapatkan pertentangan dari orangtuanya karena persoalan ekonomi.
Sampai pada akhirnya Adisti bertemu dengan program
Ajou Student Exchange Program Fall Semester dan berjodoh dengannya. Program ini merupakan pertukaran mahasiswa Unpad ke Universitas Ajou di Korea. Menurut Adisti, program ini memberikan banyak keuntungan. Seperti yang telah diungkapkan di atas, Adisti mencapai targetnya untuk bisa ke luar negeri sebelum wisuda. Keuntungan kedua yaitu mempunyai pengalaman akademik di luar negeri yang tidak semua orang bisa merasakan dan memungkinkan bisa mendukung untuk karier ke depannya.
Selain itu, ia banyak belajar hal baru yang membuat ia memiliki perspektif yang lebih luas karena teman-teman di sana dari berbagai negara. Hal terakhir yang paling ditekankan oleh Adisti ialah belajar bagimana bertahan hidup di negara orang, di lingkungan baru dengan orang-orang baru pula. Menurutnya, penduduk asli Negeri Gingseng tersebut belum terlalu terbuka pada warga asing dan kami di sana pun harus memakluminya.