Mengubah Urine Sapi jadi Pupuk Cair yang Bermanfaat

CNN Indonesia
Rabu, 30 Agu 2017 18:08 WIB
Selama ini limbah peternakan sapi hanya dibuang begitu saja. Padahal, jika diubah jadi sesuatu yang bermanfaat, bisa jadi peluang usaha bagi petani.
Ilustrasi peternakan sapi (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Rembang, CNN Indonesia -- Selama ini limbah peternakan sapi berupa urine hanya dibuang atau dibiarkan begitu saja. Padahal jika bisa dimanfaatkan secara konsisten bisa menjadi ladang usaha baru.

Urine sapi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair yang sudah teruji secara ilmiah. Berangkat dari peluang dan permasalahan tersebut, mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik-PPM (Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) Universitas Diponegoro, Semarang, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan hal tersebut.

KKN bertajuk “Penguatan Pakan Induk Sapi Potong“, para mahasiswa mengadakan program multidisipilin dengan berusaha mengajak masyarakat untuk bisa melakukan pemanfaatan limbah ternak. Pelatihan pemanfaatan limbah dilakukan bersama di KTT (Kelompok Tani-Ternak) “Sejahtera” Desa Kumendung, Kecematan Rembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka memanfaatkan urine sapi yang telah terlebih dahulu ditampung selama berbulan-bulan. Kemudahan pembuatan pupuk cair didukung dengan adanya kandang bersama milik kelompok sehingga bisa menampung urine dengan mudah.

Hal yang dilakukan sebelum praktik pembuatan pupuk cair oleh para mahasiswa dan dosen pembimbing KKN Tematik Undip adalah sosialisasi pembuatan pupuk cair. Sosialiasi dilakukan untuk memberikan pengarahan awal supaya masyarakat benar-benar tahu manfaat dan keuntungan bila KTT mengembangkan pembuatan pupuk cair.

Pemateri sosialisasi disampaikan oleh dosen pendamping KKN Tematik khusus Kabupaten Rembang yakni, Ir.Marry Cristiyanto, M. P. “Sebenarnya dengan mengembangkan usaha bersama di KTT yang memiliki kandang terpadu adalah sebuah peluang kemudahan untuk mendapatkan pundi-pundi uang yang bisa masuk dijadikan uang kas KTT,” ujar Marry ketika sosialisasi berlangsung.

Puluhan penduduk Desa Kumendung yang tergabung menjadi anggota KTT tampak antusias. Nyamani, ketua KTT Sejahtera, menyatakan bahwa dengan pelatihan pembuatan pupuk cair ini diharapkan bisa menjadi semangat awal untuk memiliki usaha bersama KTT.

Proses pembuatan pupuk cair organik ini hanya memakan waktu selama 3-4 minggu . Cara membuatnya pun mudah, urine sapi ditambah EM-4, akar pisang, akar bambu, dan tetes tebu yang menyebabkan aroma menyengat urine menjadi aroma normal. Setelah tercampur dengan baik, pupuk ditutup dalam sebuah dirijen, dan hanya perlu dibuka tutupnya setiap harinya satu kali saja.

Dwi Purwanti, salah satu dari delapan mahasiswa Undip yang bertugas di Kabupaten Rembang menyatakan berharap setelah kegiatan ini selesai masyarakat bisa mengolah dan mengembangkan usaha tersebut menjadi UMKM sehingga menambah pemasukan bagi peternak di Desa Kumendung.

“Beternak bisa menghasilkan banyak hal yang bisa diolah. Adanya pemanfaatan limbah yang integratif bisa menjadi peluang bisnis yang bagus. Apalagi bila sebuah kelompok tani-ternak (KTT) kompak bekerja sama agar saling bermanfaat dengan anggota di dalamnya,” katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER